Damaskus (ANTARA News) - Duta Besar Iran untuk Suriah dan penasihat presiden dalam urusan Palestina di Damaskus Jumat mengatakan, orang-orang dari kawasan ini memahami situasi saat ini sangat baik dan AS tidak bisa menumpangi gerakan-gerakan di kawasan tersebut.

Hojjatol-e-slam Seyed Ahmad Mousavi berbicara di Bandara Internasional Damaskus, pada saat mengirimkan 15 warga Palestina yang terluka akibat gempuran Israel ke Teheran untuk pengobatan, mengatakan bahwa masyarakat di kawasan ini mencari kebebasan dan kehormatan.

Duta besar mengatakan, dalam periode yang sedang berjalan, gerakan yang populer di negara-negara seperti Tunisia, Libya dan Yaman datang dari pemahaman seperti itu dan `kita harus belajar dari sejarah`.

Mengacu pada warga Palestina yang terluka, utusan itu mengatakan bahwa orang-orang ini membawa pesan yang jelas bagi seluruh dunia, dan itu adalah Israel sedang mencoba untuk berpura-pura melupakan masalah Palestina, tetapi orang-orang yang cedera membuktikan bahwa perjuangan Palestina telah diteruskan kepada generasi kedua dan ketiga.

Pesan lain kelompok itu adalah masalah mereka harus kembali ke tanah air mereka yang diduduki Israel sebagai hak azasi mereka, kata duta besar.

Pesan ketiga adalah bahwa masalah Palestina masih di bagian utama isu-isu dunia Islam dan gerakan baru-baru ini menunjukkan bahwa Palestina akan dibebaskan dalam waktu dekat, sedangkan keamanan Israel akan makin melemah lebih dari sebelumnya.

Deputi kepala polit-biro Hamas, Mussa Abu-Marzoug, juga menyampaikan pidato dan mengatakan bahwa hak yang paling penting bagi Palestina adalah hak kembali ke tanah air mereka dan rezim Zionis harus memahami bahwa hak ini tidak akan dilupakan oleh berlalunya waktu.

Kelompok warga Palestina yang terluka termasuk 14 pria dan seorang wanita, mendapat cedera di wilayah Golan yang diduduki oleh pasukan Israel, pada 15 Mei 2011. Dalam insiden berdarah itu, 14 orang tewas dan 300 luka-luka, demikian laporan kantor berita IRNA yang dikutip dari OANA.

(SYS/H-AK/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011