Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP) Meutia Hatta mengaku bangga dan mengutarakan apresiasinya terhadap film "Perempuan Berkalung Sorban" yang menceritakan permasalahan yang dihadapi perempuan Indonesia.
"Film yang sangat bagus, film ini perlu ditonton apalagi akting para pemainnya yang sangat baik, rasanya tidak kalah dengan film-film luar negeri," ujar Meutia dalam konferensi pers usai menyaksikan film bersama para aktivis perempuan di Jakarta, Senin.
Film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini diproduksi oleh Starvision dan diangkat dari Novel karya Abidah Al Khalieqy yang mengisahkan perjuangan dan pengorbanan seorang muslimah bernama Annisa.
Meutia mengatakan film ini berhasil mengangkat persoalan riil masyarakat dimana perempuan tertindas dan mengalami diskriminasi akibat penafsiran ajaran agama yang salah.
"Perempuan tidak boleh tertindas, karena ketika dia tertindas akan muncul beragam akibat yang sangat ekstrem," katanya.
Dalam "Perempuan Berkalung Sorban," dikisahkan Anissa (Revalina S. Temat) adalah putri Kyai Hanan (Joshua Pandelaky) dan hidup di lingkungan keluarga pesantren Salafiyah Putri Al Huda, Jawa Timur, yang konservatif.
Dalam pandangan sang kyai, ilmu sejati yang benar hanyalah Qur'an, Hadist dan Sunnah, sedangkan pengetahuan di luar ketiga itu, seperti keinginan mendapatkan pendidikan dan buku-buku bacaan modern dianggap menyimpang.
Meutia mengatakan media film adalah alat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan positif tentang hubungan yang setara antara laki-laki dan perempuan. Ia berharap melalui film, isu dan persoalan tentang perempuan diperhatikan serius oleh banyak kalangan.
"Dari film ini kita bisa melihat apa yang salah untuk kemudian kita luruskan, supaya perempuan Indonesia lebih maju da bisa bersaing di tingkat internasional," katanya.
Kepada sang sutradara, Meutia berpesan agar menggarap kisah-kisah lain tentang perempuan yang bisa menginspirasi kaum perempuan Indonesia. Ia ingin kisah tentang kemajuan yang dirasakan perempuan juga diangkat dalam film.
"Kemajuan perempuan di berbagai bidang mulai terasa saat ini, saya berharap hal ini menjadi perhatian dari insan perfilman juga ya," ujar Meutia, sambil mengumbar senyum pada Hanung. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
tetapi juga sebagai alat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan positif.
biasanya orang hanya meniru tanpa mempertimbangkan apa yang ditiru
1. kyai digambar sebagai seorang yang arogan,egois,gampang main tangan,dsb...
2.kebebasan yang di gambarkan di film ini adalah kebebasan yang dilarang oleh agama ( free sex,mengajak laki laki untuk zina)
3.di film ini wanita digamabrkan sebagai makhluk no.2 tapi kita bisa lihat \\\"surga di bawah telapak kaki ibu\\\" betapa sangat berharga nya wan
Nonton film mempengaruhi cara berfikir seseorang. Banyak orang yang setelah nonton film seks di luar nikah wajar2 saja, maka merekapun melakukan, makanya sekarang di Indonesia banyak sekali nikah karena MBA, saya khawatir setelah nonton film ini perempuan banyak yang tidak berbakti kepada ortu dan suami.