Menurut Dandim 1504 yang juga komandan penanggulangan bencana Kota Ambon, Letkol Inf LJ Toruan, di Ambon Sabtu, dari 283 korban banjir akibat meluapnya Sungai Wailela beberapa diantaranya mulai terserang tiga penyakit ISPA, gatal-gatal, dan diare.
Dandim 1504 yang mengkoordinir penanganan kesehatan pengungsi Wailela mengatakan, pengobatan telah dilakukan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku.
Pengungsi Wailela itu merupakan korban luapan banjir sejak pekan lalu dan sempat ditampung di Denzipur V, Poka, kecamatan Teluk Ambon maupun rumah - rumah warga setempat.
"Kami sudah mempersiapkan dua tempat penampungan dengan memanfaatkan kantor desa Rumahtiga dan mes warga Sulawesi Tenggara guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir mengingat musim hujan diperkirakan hingga Juli atau Agustus 2011," ujarnya.
Dia mengatakan, penanganan tanggap darurat juga dilakukan dengan membuat penyangga dari karung plastik dengan diisi tanah maupun sirtu di sepanjang bantaran sungai Wailela yang diperkirakan meluap saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
"Kami mengantisipasi kerusakan rumah sebagaimana terjadi kemarin (Jumat) karena saat banjir masing - masing empat unit mengalami rusak berat maupun ringan," kata Dandim.
Dia menambahkan, timnya dijadwalkan pada hari ini (Sabtu) diarahkan menangani longsor di 11 kawasan di desa Allang, kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon.
Sekretaris BPBD Maluku, Kilfy Wakanno mengatakan, hujan kemarin (Jumat) mengakibatkan tiga unit rumah di desa Liliboi, kecamatan Leihitui Barat rusak berat maupun ringan.
Sedangkan longsor dan banjir akibat meluapnya sungai Air Manis sehingga transportasi ke desa Hatu - Liliboi - Allang - Wakasihu - Larike - Asilulu, kecamatan Leihitu Barat tidak bisa beroperasi.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011