Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengharapkan Swedia untuk berinvestasi di sektor infrastruktur.
Hal ini menurut Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik Dewi Fortuna Anwar dikatakan Wakil Presiden saat menerima Ketua Parlemen Swedia Per Westerbeg dan rombongan anggota parlemen, didampingi Dubes Swedia Ewa Polano. di Istananya, Jakarta, Jumat.
"Yang lebih penting menurut Wapres, Swedia hendaknya mau investasi di Indonesia, terutama di bidang pembangunan infrastruktur," kata Dewi seusai pertemuan Wapres dan rombongan Parlemen Swedia.
Menurut Dewi, Wapres Boediono menjelaskan kepada delegasi Parlemen Swedia, pemerintah terus memperbaiki sumbatan-sumbatan pembangunan terutama di sektor infratsruktur yang juga memberikan peluang untuk berinvestasi.
Selain itu, Wakil Presiden juga menjelaskan potensi ekonomi masa depan Indonesia terutama sumber daya manusia yang dimiliki di masa depan. Namun demikian, banyaknya SDM di masa depan juga dapat menjadi masalah bila tidak didukung peningkatan kualitas.
Untuk itu, menurut Dewi, Wapres juga mengharapkan adanya kerjasam peningkatan kualitas SDM."Wapres juga jelaskan, untuk masa jangka panjang, `bottlenecknya` (sumbatannya) ada pada kualitas SDM sehingga kerja samanya juga pada pengembangan kualitas sumber daya manusia," katanya.
Wapres, menurut Dewi, juga menjelaskan saat ini Indonesia telah memiliki masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Wapres, masterplan tersebut menggunakan pendekatan industrial sekaligus regional dengan membentuk enam koridor ekonomi dan 17 kegiatan.
"Wapres jelaskan tadi diluncurkan 17 kegiatan oleh presiden, yang didalamnya juga mengundang keterlibatan investor asing, terutama dalam pembangunan sarana dan prasarana, energi, dan konektivitas," katanya.
Selain itu, Wapres juga mengemukakan adanya upaya serius untuk memobilisasi BUMN dan sektor swasta nasional dan mengundang asing.
Sementara itu, kedatangan Ketua Parlemen Swedia ke Indonesia merupakan tamu resmi Ketua MPR Taufik Kiemas sebagai agenda 2011. Menurut Dewi, Ketua Parlemen Swedia beserta rombongan pada 2011 ini hanya mengagendakan kunjungan pada dua negara Indonesia dan Turki.
Dewi menambahkan, pemilihan Indonesia dan Turki oleh Ketua Parlemen Swedia untuk dikunjungi karena dinilai sebagai negara demokratis dengan mayoritas muslim yang memiliki peran besar di dunia Islam.(*)
(T.M041/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
ber investasi Infrastruktur di Ind. Tapi saya mengingatkan, saya tidak setuju bila Swedia ber investasi di bidang Telekomunikasi
Ini sangat berbahaya. Lalulintas tele komunikasi bisa di sadap
bila ada sesuatu yng di perlukan negaranya. Saya yng hidup ber
tahun2 di ngra ini tele/Internet komunikasi rasa di sadap dan
saya ada rasa ada mikrofon di kamar tidur kami.