Sichuan, China (ANTARA)- Baru-baru ini, ketika staf patroli Taman Deyang di Taman Nasional Panda Raksasa (selanjutnya disebut dengan singkatan “Taman Deyang”) mengecek data kamera inframerah, mereka menemukan seekor panda raksasa sub-dewasa membuat tanda pada pohon. Ini merupakan pertama kalinya “perilaku penandaan” panda raksasa difoto sejak proyek percontohan diluncurkan untuk sistem Taman Nasional Panda Raksasa di Deyang pada tahun 2016. Ini juga merupakan penampilan pertama populasi panda raksasa di gunung Jiudingshan di Deyang setelah peresmian Taman Nasional Panda Raksasa pada 12 Oktober.


Panda raksasa telah “clock in” selama tiga tahun berturut-turut, dan “perilaku penandaan”nya pertama kali difilmkan di Deyang.


Zhao Weihong, wakil direktur Cabang Manajemen Deyang Taman Nasional Panda Raksasa, mengatakan bahwa total luasnya Taman Deyang 595 kilometer persegi. Jenis lingkungan ekologis yang kaya seperti sungai, gua, dan bebatuan di taman ini menyebabkan keragaman komunitas tumbuhan dan menyediakan basis makanan dan habitat bagi komunitas hewan. Menurut survei nasional panda raksasa keempat, ada 5 panda raksasa di Taman Deyang. Meskipun jumlah absolutnya tidak besar, mereka telah “tampil” di depan kamera inframerah setiap tahun selama tiga tahun berturut-turut. Awal tahun ini, ibu panda juga muncul bersama anak-anaknya. Selain panda liar, ada juga banyak hewan liar langka yang aktif di Taman Deyang baru-baru ini. Dalam survei lapangan pertama Survei Keanekaragaman Hayati di Taman Deyang yang diluncurkan pada Oktober tahun ini, baru ditemukan tiga spesies burung pegar, yaitu ayam salju Tibet, puyuh hutan dataran tinggi, dan puyuh salju. Sejauh ini, 12 spesies burung pegar telah tercatat di Taman Deyang.


Foto depan panda raksasa liar yang diambil oleh kamera inframerah di Taman Deyang (Foto milik Cabang Manajemen Deyang Taman Nasional Panda Raksasa)



Pulihkan lingkungan ekologi secara internal dan mulai aliansi konservasi secara eksternal.


Foto-foto panda raksasa liar selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan bahwa lingkungan ekologi habitat Taman Deyang baik dan kehidupan keluarga panda raksasa stabil. Hal ini juga meringankan para ahli, cendekiawan, dan staf yang relevan. Sebelum ini, tidak ada anak panda raksasa di Taman Deyang selama sekitar 20 tahun. Hal ini disebabkan kerusakan habitat panda raksasa oleh bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor serta dampak aktivitas manusia. Menurut laporan, pada suatu waktu, 3/4 rumah tangga setempat terlibat dalam pertambangan, transportasi dan industri lain terkait dengannya. Hal ini menghasilkan kebisingan sekaligus merusak vegetasi, dan juga berdampak besar pada lingkungan alam serta kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan liar. Sejak tahun 2017, kota Deyang telah mengambil serangkaian langkah untuk memulihkan 10.000 hektar ekologi, memulihkan 10,38 hektar vegetasi di daerah penambangan, dan secara bertahap memulihkan habitat asli panda raksasa. Sementara itu, kota Deyang juga memelopori Aliansi Konservasi Populasi Kecil Panda Raksasa Jiudingshan untuk scara ilmiah mempromosikan konservasi dan pengembangan populasi kecil panda raksasa. Dengan intinya menjaga keutuhan bank gen panda raksasa, Deyang mempromosikan pemantauan ilmiah populasi panda raksasa, restorasi habitat, pembangunan koridor, dan peran serta masyarakat sekitarnya dalam perlindungan dan pembangunan ini.



Orang yang dapat dihubungi: Zhang Peng

Nomor kontak: 008628-86968621

Email: scrbw@scol.com.cn

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021