Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara RI memeriksa dua pelaku penembakan tiga anggotanya di Palu, Sulawesi Tengah, pada hari Rabu (25/5), yang juga terkait dugaan terorisme.
"Saat ini masih dilakukan pendalaman pemeriksaan terhadap dua pelaku terkait dugaan terorisme," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.
Polda Sulawesi Tengah dibantu Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri masih mendalami kasus penembakan anggotanya.
"Faktanya pelaku ingin memiliki senjata dengan menembak anggota dan merebut senjata api," kata Boy.
Boy mengatakan bahwa senjata yang direbut oleh pelaku tentunya akan digunakan untuk sebuah misi.
"Mengenai misi pelaku, masih melakukan pendalaman untuk mengungkap lebih jauh," kata Boy.
Polisi telah menangkap dua pelaku penembakan yakni F kelahiran tahun 1988 dan H kelahiran tahun 1984.
"Kedua pelaku F dan H ditangkap pada hari Rabu di Kecamatan Palolo, di jalan raya menuju Donggala. Saat polisi melakukan razia," kata Boy.
Dari dua pelaku, polisi mengamankan tiga senjata api laras panjang yakni Jungle Karaben yang digunakan untuk menembak polisi, kemudian M16 dan P2 adalah senjata yang dirampas dari korban penembakan, katanya.
Akibat penyerangan tersebut dua polisi tewas yakni Bripda Prawira dan Bripda Gustiar Yudhistira, sedangkan Bripda Deddy Edwar luka akibat diberondong tembakan di depan Bank Central Asia (BCA), Palu, Rabu (25/5) di Jalan Emy Saelan jam 11.30 Wita.
Dua polisi yang tewas di tempat kejadian adalah anggota yang sedang bertugas menjaga bank dan sentra ekonomi.
Pelaku menggunakan senjata laras panjang dan merebut senjata laras panjang milik polisi yang ditembak dengan mengendarai sepeda motor dan langsung melarikan diri, katanya.(*)
S035/R010
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011