Jakarta (ANTARA News) - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meminta kepolisian dapat segera mengungkap jaringan pelaku penembakan yang menewaskan dua polisi di Palu, Sulawesi Tengah.

"Kami meminta Polda Sulawesi Tengah untuk mengungkap motif dan membongkar jaringan dari penembakan ini," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras Indria Fernida dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia juga mengatakan, penting pula untuk memastikan tindakan hukum secara adil dan memastikan agar para pelaku diberikan keleluasaan untuk memberikan informasi dengan bebas, tanpa tekanan dan intimidasi untuk mengungkap fakta.

Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan untuk meredam kekhawatiran masyarakat dan mengantisipasi agar kekerasan tidak meluas serta membatasi jaringan kekerasan ini bergerak dengan leluasa.

Kontras juga meminta pemerintah, Polri, dan jajaran kementerian terkait agar dapat mengevaluasi dan mengoreksi agenda deradikalisasi pelaku terorisme secara menyeluruh dan partisipatif.

"Mengingat hingga kini belum ada evaluasi spesifik," katanya.

Evaluasi tersebut, ujar Indria, yang utama terkait dengan memutus mata rantai kelompok eks-kombatan dan garis keras lainnya dengan pendekatan nonkonvensional positif.

Sebelumnya, kawanan penjahat melepaskan tembakan yang menewaskan dua petugas kepolisian di depan kantor Bank Central Asia (BCA) Jalan Emy Saelan, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5) siang.

Kedua anggota yang tewas, yakni Bripka Andi Irbar dan Bripka Januar Yudhistira, sedangkan Bripda Dedy Anwar mengalami luka tembak pada kaki sebelah kirinya.

Polisi telah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku penembakan dan menyita tiga unit senjata api laras panjang, Kamis (26/5) dinihari, sedangkan dua orang lainnya masih buron.

(M040/M026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011