Implementasi mata uang lokal diharapkan dapat mengurangi tekanan mata uang terhadap rupiah dan memperdalam pasar valuta asing non-dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun berharap implementasi mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) rupiah-yuan dapat mendorong kemitraan dan komitmen pebisnis dari China untuk berinvestasi di Indonesia.
“Saya ingin meyakinkan bahwa kami di kedutaan dan konsulat Jenderal di Guangzhou, Shanghai, dan Hong Kong, akan lebih bersemangat untuk membantu koordinasi dengan semua situs dan pihak Indonesia untuk mewujudkan rencana investasi Anda,” kata Djauhari dalam Webinar Indonesia-Southern China Business Forum 2021, Kamis.
Djauhari menyampaikan implementasi LCS rupiah-yuan pada September tahun ini, bertujuan untuk membuat investasi perdagangan antara kedua negara menjadi lebih efisien. Melalui LCS, pebisnis dapat menikmati biaya transaksi yang lebih rendah dan kini memiliki opsi untuk pembiayaan perdagangan dan investasi langsung dalam mata uang lokal.
“Implementasi mata uang lokal diharapkan dapat mengurangi tekanan mata uang terhadap rupiah dan memperdalam pasar valuta asing non-dolar AS,” ujarnya.
Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia setelah 2030 serta ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050. Hal tersebut membuat Djauhari yakin bahwa banyak pelaku usaha khususnya pebisnis di China ingin memperluas kegiatan usahanya di Indonesia.
Baca juga: Dubes RI yakin skema pembayaran rupiah-yuan pulihkan ekonomi nasional
Untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, lanjutnya, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan agenda reformasi yang sangat struktural, di antaranya pemangkasan birokrasi yang menghambat kemudahan berusaha dan penyederhanaan prosedur perizinan.
Pada Agustus 2021 Indonesia telah meresmikan penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui Sistem Online Single Submission (OSS) yang memberikan standar pelayanan bagi seluruh jajaran pemerintahan yang menerbitkan izin di tingkat Pusat dan Daerah. OSS menampung proses perizinan 1.072 jenis usaha termasuk 1.349 yang telah terdaftar dalam klasifikasi usaha standar Indonesia.
“Layanan lisensi lebih terintegrasi cepat dan sederhana. Melalui sistem OSS akan lebih cepat terhubung dengan Kementerian atau lembaga, pemerintah daerah administrasi zona khusus dan zona perdagangan bebas,” jelasnya.
Melalui hubungan diplomatik Indonesia-China yang telah terjalin selama 71 tahun, Djauhari yakin kerja sama antar kedua negara akan lebih baik di masa depan dan momentum tersebut dapat digunakan untuk membuat hubungan kawasan Asia, khususnya Asia Timur dan lebih spesifik Indonesia dengan China menjadi semakin kuat.
Baca juga: RI dan China mulai implementasi kerja sama mata uang lokal
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021