Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang tidak mempertimbangkan perubahan terhadap pembatasan terkait pandemi COVID-19, kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada Kamis, satu hari setelah transmisi varian Omicron ditemukan di komunitas negara tersebut.
Pada Rabu, pemerintah mengkonfirmasi bahwa tiga orang yang berada dalam satu keluarga kota Osaka telah terinfeksi varian Omicron dan asal muasal penularan tak bisa ditelusuri.
Pada Kamis, gubernur perfektur Tokyo, yang terletak berdekatan dengan Osaka, mengatakan bahwa infeksi komunitas telah terkonfirmasi terhadap seorang perempuan berusia dua puluhan, dan otoritas sedang melakukan investigasi terhadap tujuh kontak terdekatnya.
Pemerintah telah memulai persiapan untuk memperluas tes gratis untuk mereka yang tidak menunjukkan gejala COVID, dalam upaya untuk mencegah penyebaran varian Omicron, menurut laporan kantor berita Jiji pada Kamis yang mengutip seorang sumber pemerintah yang tidak disebut namanya.
Ketua Komite Penasihat Penanggulangan COVID-19 Jepang, Shigeru Omi, mendesak agar orang-orang untuk berhati-hati sebelum bepergian atau berkumpul dengan sanak saudara di musim libur.
“Sekarang saat varian Omicron telah dikonfirmasi sebagai infeksi yang dapat terjadi di komunitas, terdapat kekhawatiran bahwa itu akan menyebar lebih luas, jadi mohon berhati-hati dalam menyelenggarakan pesta akhir tahun atau tahun baru,” katanya pada para wartawan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Saham Jepang menguat, namun dibayangi kekhawatiran Omicron
Baca juga: Jepang laporkan delapan kasus baru infeksi varian Omicron
Baca juga: PM Jepang janji "bersiap hadapi kondisi terburuk" tangani Omicron
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021