Beirut (ANTARA News) - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah meminta rakyat Suriah mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad sambil menyerukan penolakan atas sanksi baru yang dijatuhkan terhadap Damaskus.
"Kami meminta semua rakyat Suriah untuk melindungi negara mereka dan juga rezim yang berkuasa, rezim perlawanan, dan untuk memberi pemimpin mereka kesempatan untuk bekerjasama dengan semua masyarakat dalam upaya untuk melaksanakan pembaruan yang diperlukan," kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi kelompoknya Al-Manar.
Pidatonya untuk menandai ulang tahun ke-11 penarikan Israel dari Libanon selatan setelah 22 tahun itu disiarkan di sebuah layar raksasa ke ribuan pendukung Hizbullah di desa Nabi Sheet, markas besar Syiah di Lembah Bekaa di Libanon timur.
Itu adalah pertama kalinya pemimpin Hizbullah yang suka berahasia mengomentari demonstrasi di Suriah, yang bersama dengan Iran merupakan pendukung utama militan Syiah.
"Perbedaan antara pergolakan Arab dan Suriah ... adalah bahwa Presiden (Bashar) Assad yakin bahwa pembaruan itu penting, tidak seperti Bahrain atau negara lainnya," kata Nasrallah, yang tidak tampil di depan umum sejak 2008, seperti dikutip AFP.
Ia juga meminta pendukung partainya menolak sanksi Amerika Serikat, Uni Eropa dan Kanada terhadap sekutunya itu.
Suriah menarik tentaranya dari Lebanon di bawah tekanan hebat internasional menyusul pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafiq Hariri pada 2005 yang mengakhiri 29 tahun dominasi militer dan politiknya di tetangganya yang lebih kecil itu.
Tapi Damaskus masih mempengaruhi politik Lebanon melalui dukungannya pada koalisi pimpinan Hizbullah.
S008/M014
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011