Jakarta (ANTARA) - Startup penyedia layanan coliving, Rukita, memberikan hunian gratis selama enam bulan kepada para milenial yang menjadi aktivis sosial yang dianggap sebagai pahlawan di masa pandemi COVID-19.
"Kami berharap program Home for Heroes ini dapat mempermudah para pahlawan pandemi ini dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terlebih mereka yang terpilih memang membutuhkan hunian nyaman untuk kesehariannya. Kami berharap para heroes ini akan terus berkreasi dan bersemangat untuk menyebarkan inspirasi positif bagi sekitarnya," kata Sabrina Soewatdy, CEO Rukita, dalam siaran pers pada Kamis.
Sebelumnya di bulan November hingga Desember Rukita telah membuka pendaftaran lewat media sosial Rukita bagi para milenial yang ingin ikut serta program
tersebut.
Rukita juga menggandeng komunitas Turun Tangan untuk menominasikan kandidatnya.
Kemudian, Rukita melakukan seleksi dan berhasil memilih tiga sosok pahlawan pandemi yang merupakan para inisiator program-program inspiratif di tengah pandemi COVID-19.
Penerima program "Home for Heroes" yang pertama yakni, Muhammad Alif Maulana, 23 tahun, seorang mahasiswa, inisiator program "Cebanan" (Charity Tanpa beban) yang menerima unit Rukita RKBM Gandaria Jakarta Selatan.
Baca juga: Konsep "co-living" mulai digemari milenial di tengah lesunya properti
Melalui program "Cebanan", ia mengajak rekan-rekannya di kampus dan lingkungan tinggalnya di Tangerang untuk bersama-sama mengumpulkan donasi untuk diberikan kepada orang-orang tidak mampu di sekitar Tangerang dan Jakarta.
"Ke depannya saya ingin membuat program ‘Cebanan’ ini terus berkelanjutan tak hanya selama pandemi. Dan saya senang sekali dengan Program Home For Heroes ini, yang memberikan apresiasi kepada saya, yang kebetulan sangat membutuhkan hunian yang dekat dengan kampus saya. Saya berharap apa yang saya lakukan dapat menginspirasi teman-teman milenial lainnya," kata Alif.
Kedua, Marizka Witya Putrini, 28 Tahun, seorang karyawan swasta, yang menerima unit Rukita Permata Tomang, Jakarta Barat.
Marizka memiliki inisiasi untuk mempromosikan produk-produk UMKM di media sosial milik pribadinya. Marizka juga berbagi ilmu digital marketing kepada para pelaku UMKM di sekitar tempat tinggalnya di Bogor dan Jakarta di tengah pandemi.
Marizka menjelaskan, sejak dirinya sempat terkena PHK di awal pandemi, selain membuka usaha kecil-kecilan ia pun tergerak untuk membantu mempromosikan produk UMKM di sekitarnya secara gratis.
"Sebenarnya yang saya lakukan bisa dilakukan banyak orang, asal punya kemauan... Mungkin kita berpikir hal ini kecil, tapi ternyata impactnya besar untuk
mereka yang berjualan, jadi terbuka peluang untuk memperbesar usahanya apalagi di tengah pandemi ini," kata Marizka.
Ketiga, Alyaa Irbah, 22 Tahun, seorang feelancer, inisiator program Healthy Kit dan Patungan Segeng (Se-Geng), yang menerima unit Rukita Jati Anom Pejaten,
Jakarta Selatan.
Dalam Program Healthy Kit, Alya mengajak masyarakat dan komunitasnya untuk berdonasi untuk membagikan healthy kit yang berisi susu steril, vitamin dan lainnya kepada para pekerja transportasi umum dan sektor publik lainnya.
Sementara itu, Patungan Se-Geng yang juga diinisiasinya mengajak para anak muda untuk berdonasi dengan cara yang seru dan menarik. Alyaa yang saat ini masih berada di Semeru, Jawa Timur untuk membantu korban terdampak erupsi.
Alyaa juga menginisiasi beragam program lainnya seperti Program Susu Kesehatan untuk Nakes, dan lainnya dalam komunitas Turun Tangan.
"Saya sangat senang sekali Rukita mengapresiasi inisiatif milenial di tengah pandemi ini. semoga program ini akan terus berkelanjutan," kata Alyaa.
Tak hanya mendapatkan kesempatan menempati unit Rukita secara gratis selama enam bulan, para penerima program juga mendapatkan subsidi biaya listrik dan air setiap bulannya.
Usai program enam bulan berakhir, para peserta program Home for Heroes yang ingin meneruskan tinggal di beragam unit Rukita, akan mendapatkan diskon spesial.
Baca juga: Rukita hadirkan fitur Mods
Baca juga: Cove Hillcrest tawarkan co-living aman dan nyaman untuk mahasiswa
Baca juga: Hunian Co-living jadi alternatif pekerja lajang saat pandemi COVID-19
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021