“Surosowan merupakan salah satu bagian dari produk ekonomi kreatif kita. Memang Kota Cilegon adalah kota industri, tapi kota industri juga perlu industri lain yang menopang, salah satunya industri kreatif kuliner, seperti Surosowan ini,” ujarnya saat menghadiri acara peluncuran The Surosowan di Cilegon Banten, sebagaimana dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
The Surosowan merupakan restrukturisasi dari salah satu restoran di Cilegon, yaitu The Sapphire Restaurant, unit bisnis dari anak perusahaan Krakatau Steel di bawah naungan Krakatau Sarana Properti (KSP).
The Sapphire Restaurant disebut melakukan sedikit pembaharuan pada interior dan menu makanan. Selain itu, bentuk peremajaan lainnya adalah dengan mengganti nama menjadi The Surosowan.
Nama Surosowan menunjukkan nilai-nilai kearifan lokal yang berasal dari nama keraton kesultanan Banten sebagai cagar budaya dan aset pariwisata nasional kebanggaan Indonesia.
Surosowan, dikatakan berasal gabungan kata “Suro” yang berasal dari bahasa Arab “Asyura”, berarti tanggal 10 Bulan Suro atau biasa disebut sebagai bulan suci. Adapun kata “Sowan” ialah salah satu kata dalam bahasa Jawa Krama alus yang berarti “bertemu”.
Menu andalan di The Surosowan juga dinyatakan menjadi signature dish, antara lain Sate Sineret yang terbuat dari daging domba muda, lalu Tomahawk atau steak daging ribeye, nasi gonjreng, serta buntut bakar Surosowan.
“Objek ini diharapkan dapat menjadi primadona bagi penikmat kuliner serta menjadi identitas baru sebagai restoran yang berkualitas dan memiliki cita rasa khas di Kota Cilegon,” ujar Sandiaga.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf turut mengajak para pelaku ekonomi kreatif di Kota Cilegon untuk mengikuti proses Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) agar kota tersebut dapat dinobatkan sebagai kota kreatif, selain kota industri.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021