Menurut dia, sebagai duta bangsa yang masyarakatnya mayoritas muslim, Agni tak pantas melakukan semua itu.
"Jujur saja, sebagai kaum perempuan, kami prihatin melihat kondisi sebagian bangsa Indonesia yang prilakunya amburadul. Khusus soal foto berani Agni Pratistha, saya mengecam keras sepak-terjangnya itu," tandas Tuty Alawiyah di Jakarta, Rabu.
Bahkan, Tuty Alawiyah yang menjabat sebagai ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) telah mengambil sejumlah kebijakan terkait aksi pornografi dan porno aksi yang kini makin marak di internet.
"Melalui Muktamar BKMT yang baru berakhir di Jakarta, sebanyak 2.300 muktamirin sepakat meminta Menkominfo segera menutup situs atau jejaring sosial porno. Sekarang ini begitu banyak situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh anak-anak bangsa," kata Tuty.
Kembali ke soal Agni Pratistha, Tuty Alawiyah meminta lembaga yang telah memilih Agni sebagai Putri Indonesia segera mengkaji kembali keputusannya tersebut. Pasalnya, dengan kemunculan foto-foto 'syur' Agni di dunia maya, dia tak bisa dianggap sebagai duta bagi bangsa Indonesia.
"Sejak dulu, saya memang tak setuju dengan kegiatan putri-putrian semacam ini. Kalau kenyataannya sudah seperti ini, lebih baik pemilihan Putri Indonesia distop," tandas Tuty yang juga salah satu ketua di MUI Pusat.
Menyoal tentang pentingnya posisi orang tua dalam pembinaan keluarga, Tuty mengatakan fungsi orang tua memang sangat penting. Namun dia tak menyalahkan orang tua Agni Prathista.
"Sebagai Putri Indonesia, Agni pasti sudah dewasa. Apa yang dilakukannya adalah tanggung jawabnya sendiri," demikian Tuty Alawiyah.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011