Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Khofifah Indar Parawansa mengajak kader Nahdlatul Ulama ikut mempercepat transformasi digital untuk dakwah dan pemberdayaan ekonomi.
"Tantangan yang sudah ada di depan mata adalah transformasi digital," ujarnya di sela menghadiri Muktamar Ke-34 NU di Provinsi Lampung, Rabu.
Gubernur Jawa Timur tersebut mengungkapkan pola kehidupan saat ini yang masuk era society 5.0, yakni perilaku digitalisasi menjadi bagian dari kehidupan manusia.
"Kondisi ini berbeda dengan masa sebelumnya, digitalisasi hanya pendamping manusia dalam menjalani kehidupan. Tetapi, ke depan digitalisasi menempati peran signifikan dalam berbagai kehidupan," ucapnya.
Para era tersebut, kata Khofifah, mampu mengubah semua lini kehidupan sehingga kader NU harus mampu melebur pada role model yang sedang berlangsung saat ini tanpa mengurangi adab kesantunan dan kebersahajaan sebagai ciri khas serta modal sosial NU.
Baca juga: Buku "Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama" diluncurkan
Baca juga: Gus Yahya ingin perkuat partisipasi Nahdliyin bantu warga miskin
Menurut dia, dakwah yang sebelumnya dilaksanakan melalui tatap muka menghadirkan jamaah, sekarang mulai banyak berganti menggunakan konten yang disajikan pada media sosial atau secara virtual.
"Tantangan yang cukup berat, tapi NU dengan pengikut lebih 100 juta orang ini harus bisa melewatinya," kata mantan menteri sosial itu.
Konten yang terjadi pada media sosial saat ini, lanjut dia, sering terkesan bebas nilai karena banyak yang disajikan memberi efek kurang positif bahkan tampak negatif.
"Seperti informasi hoaks dan provokatif sehingga memecah belah persatuan dan persaudaraan. Mari menjadi bagian dalam memerangi dan memberi pengaruh agar konten yang muncul menjadi positif dan konstruktif," tuturnya.
"Karena itu, NU harus mampu dan menguasai proses percepatan transformasi digital tersebut," kata Khofifah menambahkan.
Baca juga: PCNU serukan musyawarah mufakat dalam Muktamar NU di Lampung
Sementara itu, terkait Muktamar NU, Khofifah mengatakan persatuan dan kesatuan menjadi poin penting pada lingkup keumatan yang selanjutnya menjadi pondasi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
Ia berpesan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) harus diwujudkan, lalu Ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan Ukhuwah Insaniyah (persaudaraan sesama manusia) juga dikembangkan.
"NU harus tetap menjadi motor penguatan persatuan dan kesatuan di Indonesia karena merupakan modal utama yang mengiringi pembangunan bangsa dan negara," ujarnya.
"Mari sukseskan Muktamar ini sehingga NU bisa menjadi bagian dalam membangun kemandirian untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus mewujudkan perdamaian dunia," tambah Khofifah.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021