Astana, Kazakstan (ANTARA News) - Nursultan Nazarbayev hari Rabu disumpah untuk masa bakti ketiga sebagai presiden republik Kazakstan, Asia tengah, yang dipimpinnya sejak 1991. Masa bakti tujuh tahun berikutnya ia diteguhkan dalam upacara di Astana, ibukota negeri tersebut. Nazarbayev (65 tahun) terpilih kembali pada Desember 2005 dengan pernghitungan resmi dan merebut 91 persen suara dalam pemilihan umum, yang dikecam lembaga Eropa dengan alasan cacat secara luas. Wakil 70 negara dan lembaga hadir dalam pelantikan tersebut. Tetamu termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dijadwalkan berunding dengan Presiden Ukraina Viktor Yushchenko sesudah sengketa baru-baru ini, yang mengganggu pasokan gas alam ke banyak negara Eropa. Di ratusan tamu itu, Nazarbayev berjanji melayani rakyat Kazakstan, menghormati hukum dan undang-undang dasar Kazakstan, serta menjamin hak dan kebebasan warganya. Dalam melangkapi sumpah itu, ia mencium bendera kebangsaan negerinya. Upacara tersebut disiarkan langsung oleh televisi Kazak. Ia kemudian berpidato singkat dalam bahasa Kazak dan Rusia, menyimpulkan hasil kekuasaan 15 tahunnya sebagai kepala negara dan menjamin akan meneruskan kebijakannya selama tujuh tahun mendatang. "Untuk waktu lama, saya memunyai satu tujuan, membuat Kazakstan salah satu dari 50 negara paling mampu bersaing di dunia," katanya. Nazarbayev memerintah negeri itu sejak zaman Soviet dan mengubahnya menjadi negara minyak berkembang. Ia juga bersikukuh bahwa pemilihan umumnya, yang dikecam Badan Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) pimpinan Barat, demokratik, adil dan terbuka. "Kami menyelenggarakan pemilihan umum paling terbuka dalam sejarah Kazakstan," katanya, "Berkat kemantapan politik kami, kami telah menarik lebih dari 40 miliar dolar (sekitar 400 triliun rupiah) penanaman modal asing langsung (sejak kemerdekaan 1991). Keterpilihan kembali Nazarbayev diperkirakan membuat Kazakstan masuk dalam 10 penghasil utama minyak dunia dan menandai ahir gelombang "revolusi rakyat", yang melanda seluruh bekas Uni Soviet. Baik pemimpin Ukraina Yushchenko maupun Presiden Georgia Mikhail Saakashvili, pemimpin dua "revolusi" menggusur pemerintahan pembela Moskow, hadir pada upacara di istana baru kepresidenan itu. Nazarbayev dijadwalkan berunding dengan Yushchenko, yang agaknya menyentuh perjanjian suram atas gas. Berkat perkembangan ekspor minyak dan gas, Nazarbayev meningkatkan pemasukan rata-rata di Kazakstan di atas aturan pasca-Soviet. Pengamat asing pemilihan umum tersebut menyatakan kegiatan itu cacat, termasuk bias media, tekanan terhadap lawan politik dan pengisian kotak suara pada hari pemilihan. Pengecamnya menyatakan membungkam lawan dan menciptakan tata politik menempatkan seluruh kekuasaan di tangannya. Kendati kesehatannya baik, ia tidak memiliki calon pengganti. Upacara dalam bahasa Kazak dan Rusia itu diramu dengan siaran langsung televisi teknologi tinggi dan lagu kebangsaan baru, yang sebagian ditulis Nazarbayev, serta adat zaman Soviet, seperti, gelar pasukan, yang berdiri dalam suhu kurang 30 derajat Selsius untuk menyambut Nazarbayev dengan tiga teriakan "hore". Pada hari yang sama, Kazakstan dan Cina sepakat meningkatkan upaya bersama untuk menumpas "tiga kekuatan setan" guna menjaga keamanan kawasan. Dalam pernyataan bersama ditandatangani Wakil Presiden Cina Zeng Qinghong dan Nazarbayev, disebutkan keduanya --dengan mematuhi perjanjian Shanghai dalam memerangi terorisme, separatisme dan ekstremisme ditandatangani 15 Juni 2001 dan kesepakatan kerjasama menumpas terorisme, separatisme dan ekstremisme Kazakstan-Cina ditandatangani 23 Desember 2002-- akan memperkuat penggalangan dan kerjasama keamanan dan penegakan hukum. Kedua negara itu juga akan terus mengambil langkah tegas dalam kerangka Bedan Kerjasama Shanghai untuk memerangi "ketiga kekuatan jahat" itu. Pihak Kazak mengulangi pernyataan tentang penerapan kebijakan satu Cina dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dengan Cina. Kazakstan menentang setiap upaya menciptakan "dua Cina" atau "satu Cina, satu Taiwan" serta menentang "kemerdekaan Taiwan". Atas undangan Nazarbayev, wakil presiden Cina itu tiba di Astana hari Senin untuk kunjungan resmi empat hari ke Kazakstan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006