Makassar (ANTARA News) - SDA, sapaan akrab Menteri Agama Suryadharma Ali, mengaku bahwa jualan Islam dalam partai tidak bakal laku lantaran berbagai alasan dan salah satunya adalah masyarakat Indonesia cenderung memilih partai berasaskan nasional daripada agama.

Jika mengacu kepada ucapan Roma Hurmuzy (Romy), Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PPP, maka tentu sungguh berat untuk dapat meyakinkan umat Islam bahwa sesungguhnya partai itu kini membutuhkan dukungan menghadapi Pemilu 2014.

Romy tatkala memaparkan alasan pilihan kepada SDA sebagai calon dan memilihnya untuk menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) masa bakti 2011-2014 pada muktamar partai itu di Bandung, Jawa Barat, pada 3-6 Juli 2011 menyebut partai-partai berasaskan agama, termasuk Islam, berdasarkan survei dari beberapa lembaga penelitian terus menerus dari tiap hasil Pemilu selalu turun dalam perolehan suara.

Oleh karena itu, ia menyebutnya bahwa berjualan Islam pada Pemilu nanti akan menghadapi tantangan berat. Utamanya bagi ketua umum dan jajaran pengurus PPP.

Suryadharma Ali mengakui adanya kenyataan itu. Karenanya, sebelum memutuskan untuk bersedia dicalonkan kembali perlu mengukur sejauhmana dukungan dari rekan-rekan seperjuangan di partai itu.

"Awalnya saya ragu, tapi setelah adanya dukungan dan komitmen dari jajaran pengurus, permintaan dicalonkan dan untuk dipilih kembali pada muktamar nanti akhirnya diterima," ia menjelaskan.

Sebelumnya pada berbagai kesempatan temu kader PPP, Romy selalu menjelaskan bahwa pilihan kepada SDA didasari pertimbangan rasional. Bukan emosional karena melalui kriteria realitas ke kinian, seperti aspek popularitas, kemampuan kepemimpinan dan mampu menyatukan kader, pengurus partai dari Sabang sampai Merauke.

Di PPP dewasa ini memang tak ada yang mampu melebihi popularitas SDA, termasuk melakukan koordinasi antarpengurus DPC dan DPW seluruh Indonesia melalui jiwa kepemimpinan yang dimiliki SDA.

Kini, seperti dikemukakan Hazrul Azwar yang Ketua Fraksi PPP di DPR bahwa SDA telah mengantongi dukungan dari kalangan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) sudah di atas 70 persen. Tapi, persoalannya adalah bagaimana nasib PPP ke masa depan dalam menghadapi pemilihan umum (pemilu) 2014.

SDA sendiri mengaku menerima dukungan dan bersedia dicalonkan kembali dengan syarat, yaitu; rekan-rekannya mau bekerja keras dalam kebersamaan. Soliditas partai baginya amat penting. Meraih suara melaui kerja keras. "Partai ini didirikan dengan darah dan air mata," katanya di hadapan para pengurus DPC dan DPW baik ketika menerima pernyataan kebulatan tekad dukungan maupun dalam pertemuan lainnya.

Suryadharma Ali lantas mematahkan pendapat bahwa partai berasakan Islam makin ditinggalkan pengikutnya tidak benar. Sebab, ketika orde baru, partai ini perolehan suaranya ditakar penguasa.

Dalam beberapa tahun berikutnya, partai ini dicabik-cabik agar tidak kuat. Pada masa reformasi, kader terbaik dari PPP keluar mendirikan partai Islam lainnya. Semua fenomena itu bisa diatasi jika pengurus dapat kerja keras dan soliditas partai terjaga.

Hidup matinya PPP, kata SDA, sangat tergantung dari umat Islam sendiri karena hanya PPP satu-satunya hingga kini yang tetap konsisten berasaskan Islam.

Semangat Islam yang menguatkan diri SDA untuk menjaga partai warisan para ulama itu. Dukungan yang kini ada merupakan energi bagi SDA untuk kembali memimpin partai berlambang Kabah tersebut.
(T.E001/K005)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011