Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa menguat dan dimotori saham sektor energi menyusul perkiraan mengenai harga komoditas energi yang akan bergerak dalam tren bullish (menguat).
Penguatan saham-saham sektor energi itu telah membalikkan indeks harga saham gabungan BEI dari melemah menjadi menguat tipis 7,49 poin atau 0,20 persen menjadi 3.785,94. Indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga naik 0,14 poin atau 0,02 persen ke posisi 673,54 poin.
Hingga akhir perdagangan, tercatat 165 saham menguat, 67 saham tertekan, dan 87 saham harganya stagnan.
Analis Samuel Sekuritas Christine Salim mengatakan, menguatnya harga minyak dunia mendorong harga saham sektor pertambangan menguat setelah pada perdagangan hari sebelumnya terkoreksi cukup dalam.
Goldman Sach menyatakan harga komoditas energi berpotensi naik ke depan serta harga minyak pagi ini berhasil "rebound" ke kisaran 98 dolar AS per barel dan itu memicu harga saham sektor tambang menguat.
Dari sisi teknikal memang harga saham dan indeks berpotensi menguat setelah pada perdagangan kemarin terkoreksi melebihi rata-rata penurunan indeks bursa Asia lainnya.
Namun, kata dia, sentimen negatif dari Eropa masih akan membayangi bursa dunia termasuk bursa dalam negeri. Mencuatnya krisis utang Eropa akibat penurunan peringkat Yunani dan kemungkinan akan diikuti penurunan peringkat Italia oleh Standard & Poor's.
Sepanjang perdagangan hari ini nilai beli bersih investor asing Rp434,775 miliar.
Total volume perdagangan 7,14 miliar saham senilai Rp4,284 triliun yang dihimpun dari 115.428 kali transaksi.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan diantaranya, saham Energi Mega Persada (ENRG) naik Rp12 ke Rp194, Krakatau Steel (KRAS) naik Rp10 ke Rp1.130, Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN) naik Rp40 ke Rp1.490.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011