London (ANTARA News) - Para ilmuwan sudah menemukan kenapa minum kopi mempersulit perempuan untuk hamil.

Seperti diberitakan Daily Mail, penelitian menemukan bahwa kafein, perangsang dalam kopi, merusak pengangkutan telur-telur dari ovarium menuju ke rahim.

Riset sebelumnya sudah menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak kopi bisa mempengaruhi kesuburan perempuan.

Satu penelitian yang melibatkan 9.000 perempuan Belanda menemukan bahwa minum lebih dari empat cangkir sehari mengurangi peluang hampir sebesar 25 persen.

Tetapi, hingga saat ini alasan kaitan antara keduanya masih tetap misterius.

Penelitian baru, dilakukan pada tikus, menunjukkan bahwa kafein menghalangi kontraksi tuba falopii yang dibutuhkan untuk membawa telur-telur ke rahim.

Rangsangan tidak mengaktifkan terutama sel-sel pembuka jalan dalam dinding tuba.

Sel-sel ini menyesuaikan diri dengan gelombang kontraksi tuba yang memindahkan telur-telur ke arah rahim.

Riset itu menunjukkan kontraksi memegang peran lebih besar dalam pengangkutan telur daripada menghancurkan rambut seperti silia yang melapisi dinding tuba Falopii. Sebelumnya kasus yang terjadi dianggap sebaliknya.

"Penemuan ini menuju jalan panjang ke arah menjelaskan kenapa minum minuman berkafein bisa mengurangi peluang seorang perempuan untuk hamil. Ini memberikan penjelasan rumit sebagaimana kenapa perempuan yang mengonsumsi kafein tinggi sering membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil daripada perempuan yang tidak mengonsumsi kafein," kata pemimpin penelitian Profesor Sean Ward, dari University of Nevada di Reno, Amerika Serikat.

Penemuan itu dipublikasikan Senin (23/5) dalam British Journal of Pharmacology. Para ilmuwan mengatakan riset sebelumnya cenderung menjadi pengertian lebih besar mengenai bagaimana tuba Falopii bekerja.

Ini bisa membantu para dokter mengobati peradangan panggul dan penyakit menular seksual.

Manfaat lain bisa meningkatkan pemahaman dari kehamilan ektopik, kondisi menyakitkan dan berpotensi mengancam hidup yang mengakibatkan embrio tumbuh di dalam tuba Falopii.
(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011