London (ANTARA) - Saham-saham global meningkat pada hari Selasa karena investor menimbang sejauh mana varian Virus Corona Omicron akan memukul ekonomi di seluruh dunia, dengan dolar melemah karena selera terhadap aset berisiko membuat kehati-hatian kembali.
Euro STOXX 600 yang lebih luas naik sebanyak 1,1 persen. Indeks DAX Jerman bertambah 0,8 persen dan Indeks FTSE London menanjak 0,9 persen.
Saham semikonduktor dan chip menjadi pusat perhatian, dengan ASML Holding, ASM International, dan STMicroelectronics naik sekitar 2 persen setelah perdagangan positif dari pembuat chip, AS Micron Technology.
"Ini adalah permainan mencoba menilai sejauh mana kisah Omicron akan menyebabkan ketidakpastian," kata Manajer Senior Portofolio Unigestion, Olivier Marciot.
"Meskipun itu akan berdampak pada kehidupan nyata dan ekonomi riil selama beberapa minggu, pasar berharap hal itu tidak akan mengarah pada apa yang dikhawatirkan semua orang yaitu perlambatan global."
Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 50 negara meningkat 0,4 persen.
Saham berjangka AS naik 0,6 persen. Sedangkan Wall Street telah merosot lebih dari 1 persen pada hari Senin karena investor khawatir tentang Omicron yang berpotensi melemahkan kebangkitan ekonomi dan kemunduran RUU belanja sosial Presiden Joe Biden.
Sesi perdagangan yang suram di AS memperlihatkan kekhawatiran pasar bahwa kasus-kasus varian virus corona yang meningkat pesat bakal sekali lagi memaksa pemerintah di seluruh dunia memberlakukan tindakan penguncian, yang berpotensi menghambat pemulihan.
Namun pada Selasa investor dengan hati-hati optimis bahwa pukulan ekonomi tidak akan separah kali ini, mereka membeli saham, dan menjual mata uang safe-haven seperti dolar dan yen Jepang.
Pada volume perdagangan yang tipis menjelang liburan akhir tahun, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menanjak 1 persen, setelah merosot pada hari Senin ke level terendah dalam setahun.
"Desember adalah tentang V untuk Volatilitas dan bukan tren pasar terarah," kata Analis Senior Pasar pasar Oanda, Jeffrey Halley.
Namun penjualan saham global yang meluas tampaknya telah mereda, analis masih menyuarakan kehati-hatian tentang risiko dari Omicron.
"COVID tetap menjadi ancaman bagi ekonomi global. Bukti awal menunjukkan varian Omicron lebih menular tetapi lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya," tulis ekonom di CBA dalam sebuah catatan.
Baca juga: IHSG ditutup melemah tertekan sentimen kenaikan suku bunga global
Baca juga: Saham Asia jatuh, ketakutan inflasi global dan Omicron tekan sentimen
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021