Makassar (ANTARA) - Prestasi olahraga Indonesia diberbagai kejuaraan internasional tentunya tidak terlepas dari peran dan kontribusi atlet serta pelatih asal Sulawesi Selatan.
Sederet atlet dan pelatih terus silih berganti dipanggil bergabung dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sekaligus membela tim Merah Putih dan mampu mengharumkan nama bangsa dan negara.
Bahkan tidak sedikit atlet asal Sulsel yang kini tidak asing lagi bagi masyarakat di Tanah Air karena prestasinya yang membanggakan.
Sebut saja trio karateka Sulsel yang diperkuat Faizal Zainuddin, Fidelys Lolobua dan Azwar yang begitu dominan di sejumlah kejuaraan dunia diantaranya Kejuaraan Dunia IKGA di Rotterdam,Belanda 2005 serta juara 1 Victory Open di Melbourne, Australia pada 2006.
Selanjutnya juara 1 Victory Open Dimalmo, Swedia hingga juara pertama Asia Pasifik di Jakarta pada 2015.
Selanjutnya ada nama Anwar Tarra. Pedayung asal Sulawesi Selatan ini pernah mengukir sejarah setelah merebut 11 medali pada ajang SEA Games 2013.
Anwar Tarra saat itu berhasil mengumpulkan tiga emas, tiga perak dan lima perunggu. Perolehan tiga emas diraih pada nomor C2 500m, 10 kru 500m, serta 20 kru 1.000meter. Sedangkan tiga perak direbut pada nomor C2 1.000m, 10 kru 1.000m, dan 20 kru 500meter putra.
Sementara raihan medali perunggu masing-masing melalui 20 kru 500m, 20 kru 20.000, 20 mix 1.000m, 20mix 2.000m, serta 20 kru putra 10.000 meter.
Dari cabang pencak silat, Sulsel juga memiliki petarung pencetak medali emas melalui Awaluddin. Prestasi itu salah satunya diraih pada kejuaraan dunia pencak silat di Phuket, Thailand, 10-16 Januari 2015, usai mengalahkan wakil Malaysia pada babak final kelas A (45-50kg).
Begitupun dari cabang olahraga anggar, juga memiliki beberapa nama yang telah mengharumkan Indonesia seperti Muhammad Haerullah dan Isnawati Sir Idar.
Sementara yang terbaru tentu saja ada nama Rahmat Erwin Abdullah. Lifter muda ini mulai menasbihkan namanya usai merebut medali perunggu pada Olimpiade Tokyo 2021.
Prestasi membanggakan itu dilanjutkan kembali saat mampu merebut dua medali emas masing-masing pada angkatan clean and jerk dan total angkatan dalam persaingan kelas 73kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan.
Baca juga: Rahmat Erwin sabet dua emas pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021
Namun dalam perjalanan waktu, beberapa cabang olahraga yang selama ini menjadi penyumbang atlet nasional mengalami pasang surut. Ada tetap konsisten dan lainnya lagi justru mengalami penurunan.
Untuk cabang yang masih terus fokus menjaga tradisi yakni dari karate. Bahkan lima atlet Sulsel kini tetap masuk dalam pelatnas masing-masing Andi Dasril, Andi Tomi, dan Aldiyadi pada kata beregu putra; Krisda Putri (kata perorangan putri), dan Febi Ramadan untuk kumite putra 84 kilogram.
Sebaliknya beberapa cabang lainnya justru mengalami penurunan drastis seperti anggar yang kini tidak lagi mampu menempatkan atletnya sebagai penghuni pelatnas.
Kondisi itu ikut memperburuk prestasi Sulsel dengan gagalnya meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua. Bahkan Sulsel harus puas hanya dengan medali perunggu yang disumbangkan Andi Almaidah.
Hal sama dirasakan cabang dayung yang juga gagal menjaga tradisi penyumbang atlet nasional. Kondisi itu juga ikut berperan atas gagalnya Sulsel meraih emas di PON 2022 Papua, yang selama ini selalu menjadi andalan Sulsel sebagai cabang peraih emas.
Melihat penurunan yang terjadi, maka sudah sepatutnya Pemprov Sulsel melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) serta insan olahraga, mulai fokus memikirkan solusi untuk keluar dari situasi sulit itu.
Dan Alhamdulillah, pada saat yang tepat, muncul gagasan dan program pemerintah pusat melalui Menpora lewat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Sulsel masuk dalam 10 provinsi di Indonesia yang terpilih sebagai bagian pengembangan atlet elite.
Selanjutnya : Komitmen Sulsel ...
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021