Washington (ANTARA News) - NASA kini sedang mencari sukarelawan yang akan menghabiskan waktu sekitar 30.000 jam mengamati berbagai partikel renik pada mikroskop berbasis web untuk mengidentifikasi jejak debu antar-bintang yang dikumpulkan pesawat antariksa "Stardust". Para sukarelawan itu dibutuhkan sehubungan dengan akan kembalinya pesawat penyelidik antariksa Stardust ke Bumi pada Minggu mendatang. Badan Antariksa dan Aeronautika AS (NASA) menyatakan, Selasa, pihaknya akan merekrut banyak sukarelawan Internet untuk membantunya dalam pencarian yang cermat bagi butiran-butiran langka "debu submikroskopik" yang dikumpulkan bersama butiran-butiran besar debu dari komet Wild 2 dalam perjalanan Stardust selama tujuh tahun dengan menempuh jarak sejauh 2,5 miliar kilometer. Penghargaan bagi para penemu adalah hak untuk memberi nama butiran debu yang mereka temukan. Program itu diumumkan pada pertemuan nasional Perhimpunan Astronomi Amerika di Washington DC. "Dua puluh atau 30 tahun silam, kami telah merekrut sejumlah kecil mikrokopis yang akan duduk membungkuk dengan mikroskop ...yang mencari jejak butiran debu ini," kata Andrew Westphal, seorang ilmuwan yang mengembangkan teknik untuk memindai secara digital aerogel yang menempel pada partikel debu tersebut, sebagaimana dilaporkan DPA. Jika segalanya berjalan mulus dalam pendaratan sulit pada Minggu di gurun Utah barat, para ilmuwan merencanakan akan membuat citra itu menjadi tampak melalui mikroskop berbasis web mulai pertengahan Maret mendatang. Para pakar misi akan menahan nafas mereka bagi pendaratan mulus menyusul jatuhnya pesawat penyelidik antariksa Genesis yang membawa partikel angin surya pada tahun lalu setelah parasutnya gagal mengembang. Perhatian utama misi Stardust adalah misi pertama untuk membawa sampel debu dari sebuah komet dan dari galaksi. Perhatian utama dalam misi Stardust itu adalah partikel-partikel besar komet itu, yang menurut para ilmuwan NASA dapat menjelaskan asal-usul tata surya dan bagaimana samudera dan atmosfir terbentuk di Bumi. Para ilmuwan juga meyakini sel-sel aerogel menangkap debu kecil antar-bintang dari berbagai bintang jutaan tahun cahaya jauhnya - sejumlah debu dari bintang-bintang jauh atau ledakan supernova dari 10 juta tahun lalu. Debu antar-bintang dihasilkan dari pertumbuhan dinamik yang sama dari supernova, yang menyalakan bintang-bintang raksasa merah arau bintang-bintang neutron yang memproduksi berbagai unsur berat seperti karbon, nitrogen dan oksigen, kata para ilmuwan. (*)
Copyright © ANTARA 2006