Padang (ANTARA News) - Delapan unit bangunan di dua lokasi berbeda di Kota Padang, Sumatera Barat, sepanjang Senin habis dilalap si jago merah.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran kota Padang, Budhi Erwanto, memaparkan, kebakaran pertama terjadi di jalan M.Yunis, RT01/RW03, kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Padang, sekitar pukul 16.00 WIB.

Dalam kebakaran itu, api meludeskan tiga unit kios milik Dainar (58), Eti (57) dan Yasmi (50) hanya dalam waktu setengah jam.

Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik dari mesin foto kopi di kios milik Dainar (58). Meski tidak ada korban jiwa, namun kebakaran itu mengakibatkan kerugian senilai Rp 30 juta.

Tak lama berselang, api berkobar di RT 02/ RW 04 kampung Pebayan, Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang sekitar pukul 19.45 WIB.

Menurut Budhi, lima unit rumah semi permanen milik Pida (38), Zulkarnaen (40), Wisnu (55) Iswan Petri (32) dan Sofiatul Fitra (40) hanya tinggal puing-puing karena dilalap api.

"Belum diketahui penyebab pasti kebakaran itu dan masih dalam penyelidikan bersama pihak kepolisian," katanya.

Sementara Amri (50), salah seorang saksi mata mengatakan, api diduga berasal dari dapur yang terletak di belakang rumah milik Sofiatul Fitra.

"Saya tidak tahu pasti apakah ada orang di dalamnya karena saya langsung membantu mengangkat barang-barang yang bisa diselamatkan," ujarnya kepada ANTARA di lokasi kejadian.

Dalam kebakaran itu, empat mobil pemadam beserta 30 tim dikerahkan ke lokasi kejadian untuk menjinakkan si jago merah setelah mendapatkan laporan dari warga.

Ramainya warga yang ingin menyaksikan lokasi menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Budhi mengatakan, petugas baru berhasil menguasai api pada pukul 21.05 WIB sehingga api tidak menjalar ke rumah lainnya apalagi daerah itu merupakan kawasan padat penduduk.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dan memeriksa seluruh sumber yang bisa menimbulkan api sebelum meninggalkan rumah untuk mencegah terjadinya kebakaran.  (AH/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011