Kami rasa tidak terlalu buruk di akhir musim, dan sebelumnya kami sempat mendapat beberapa medali

Jakarta (ANTARA) - Bagi Yuta Watanabe, pebulu tangkis ganda campuran asal Jepang, mengakhiri musim turnamen 2021 dengan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia BWF merupakan hasil yang cukup memuaskan dari periode kompetisi yang masih berhadapan dengan pandemi.

Menurut atlet yang berpasangan dengan Arisa Higashino ini, perjuangannya di babak final Kejuaraan Dunia di Spanyol, Minggu (19/12) tidak terlalu buruk, oleh karenanya ia sudah siap dengan segala hasil yang diterima.

"Kami rasa tidak terlalu buruk di akhir musim, dan sebelumnya kami sempat mendapat beberapa medali. Jadi seharusnya saya cukup senang dengan capaian ini," kata Yuta dalam keterangan resmi BWF, Selasa.

Baca juga: Dechapol/Sapsiree bukukan gelar bersejarah dari Kejuaraan Dunia BWF

Pada babak final Kejuaraan Dunia BWF, pasangan Yuta/Arisa harus mengakui keunggulan ganda campuran peringkat satu dunia Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai asal Thailand.

Dalam pertandingan yang berlangsung selama 43 menit itu, Dechapol/Sapsiree unggul 21-13, 21-14. Meski begitu, Yuta sangat senang bisa sampai ke final dan bisa mengakhiri musim kompetisi dengan hasil maksimal.

Menyikapi pertandingannya itu, Yuta mengaku bahwa permainannya memang kurang maksimal karena ada cedera di punggungnya. Kondisi itu mempengaruhi gaya permainan Yuta yang terkenal lincah dan punya pukulan kuat.

Ternyata kekurangan Yuta di babak final terbaca oleh lawannya, seperti dikatakan oleh Sapsiree yang melihat Yuta/Arisa lebih lambat dibanding biasanya sehingga mereka membuka peluang untuk menyerang sejak awal pertandingan.

Baca juga: Dechapol/Sapsiree dipastikan bertemu Jepang di final ganda campuran

"Saya punya sedikit cedera di punggung, tapi ini wajar karena sebelumnya saya selalu bermain dengan sangat cepat. Jadi saat main mungkin ada sesuatu yang salah, sehingga itu mempengaruhi permainan saya," katanya mengungkapkan.

Tidak maksimalnya fisik Yuta membuatnya tak bisa meladeni permainan Dechapol/Sapsiree yang terus menekan sejak awal. Jika saja ia lebih bugar, kemungkinan hasil akhirnya bisa saja berbeda, katanya.

"Mereka bemain sangat cepat, tapi kami juga sebenarnya tidak terlalu lambat. Permainan mereka memang lebih baik," tutur Yuta.

Baca juga: Yuta/Arisa kehabisan energi lawan Tang/Tse di semifinal
Baca juga: Gloria semakin percaya diri setelah hadapi Yuta/Arisa

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021