"Pak Hadi Rudyatmo hingga saat ini tetap anggota Komite Normalisasi. Yang dilakukan saat itu adalah ekspresi sesaat setelah melihat kondisi kongres yang tidak berjalan dengan kondusif," kata Agum di Kantor PSSI Jakarta, Senin.
Wakil Walikota Surakarta Jawa Tengah itu meninggalkan arena Kongres PSSI setelah beberapa pemilik suara terus menekan Komite Normalisasi selaku pimpinan sidang untuk melakukan voting terkait putusan Komite Banding yang meloloskan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro.
Selain itu yang membuat Hadi Rudyatmo geram dan harus meninggalkan kongres yang juga dihadiri perwakilan dan FIFA dan AFC adalah desakan mosi tidak percaya oleh beberapa pemilik suara.
Akibat kejadian itu, Hadi Rudyatmo dengan suara lantang langsung menyatakan mengundurkan diri dari Komite Normalisasi karena tidak ingin dipaksa mundur dari pemilik suara yang mengatasnamakan rakyat Indonesia.
Setelah itu Kongres PSSI ditutup meski belum memutuskan ketua umum,wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.
Menurut Agum, kondisi saat itu memang kurang kondusif meski dia berusaha mengendalikan jalan kongres. Terlebih lagi perwakilan FIFA, Thierry Regenass mulai tersinggung dengan apa yang dilakukan beberapa pemilik suara itu.
"Komunikasi dengan Pak Hadi Rudyatmo terus kami lakukan. Yang jelas dia tetap menjadi anggota Komite Normalisasi," kata mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 itu.
Ia menjelaskan, saat ini Komite Normalisasi tetap bekerja yang salah satunya membuat laporan yang akan diajukan ke FIFA meski Kongres PSSI belum mendapatkan keputusan. Laporan itu akan disampaikan pada sidang EXCO FIFA, 30 Mei nanti. Pada sidang tersebut masa depan sepak bola Indonesia akan ditentukan.
Komite Normalisasi yang merupakan bentukan FIFA mempunyai tiga tugas besar yaitu melaksanakan Kongres PSSI, menyelesaikan masalah Liga Primer Indonesia dan melaksanaan tugas Kesekretariatan PSSI. Sebelumnya komite ini berjumlah delapan orang, namun akhirnya diresufle menjadi tujuh orang.
Sesuai keputusan FIFA tertanggal 4 April, Komite Normalisasi terdiri dari Agum Gumelar (ketua), Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarib, Samsul Ashar, Satim Sofyan, Hadi Rudyatmo dan Joko Driyono.
Setelah terjadi hubungan yang tidak harmonis akhirnya federasi sepak bola dunia itu meresufle sebagaian anggota Komite Normalisasi. Lima orang anggota yaitu Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarib, Samsul Ashar dan Satim Sofyan diganti dengan Sumaryoto, Baryadi, Rendra Kresna dan Sinyo Aliandoe.(*)
B016/I015
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011