Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Arifin Tasrif meresmikan secara serentak tujuh penyalur BBM Satu Harga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dengan peresmian ini, total penyalur program BBM Satu Harga, yang sudah beroperasi menjadi 78 penyalur atau melebihi target pada 2021 sebanyak 76 penyalur.
"Kehadiran BBM yang terjangkau harganya oleh masyarakat, tidak ada diskriminasi antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya merupakan tujuan dari pemerintah bagaimana kita bisa menyediakannya dan melaksanakannya," ujar Menteri Arifin saat peresmian yang dipusatkan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tenau, Kupang, NTT, Rabu.
Baca juga: Menteri ESDM: Potensi dan teknologi EBT modal utama transisi energi
Dalam keterangan Kementerian ESDM yang dikutip di Jakarta, Rabu, ke-7 penyalur BBM Satu Harga tersebut berlokasi di Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, NTT; Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka, NTT; dan Kecamatan Laen Manen, Kabupaten Malaka, NTT.
Selanjutnya, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, NTT; Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT; Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, NTB; dan Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, NTB.
Menteri ESDM mengatakan melalui kebijakan BBM Satu Harga, maka daerah di luar Jawa dapat menikmati BBM yang harganya sama dengan di Pulau Jawa sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud serta memberikan dampak berantai terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
Arifin meminta BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) dapat mengawal pelaksanaan program sesuai target yang ditetapkan yakni sebanyak 583 penyalur BBM Satu Harga di seluruh pelosok Tanah Air hingga 2024.
"Kami minta BPH Migas dan Pertamina bisa menyelesaikannya paling lambat kuartal I 2024. Makin cepat ini dilaksanakan, makin cepat ini bisa dinikmati oleh masyarakat, itu yang menjadi tujuan dari keberadaan kita, tujuan dari misi kita," tegasnya.
Arifin juga mengingatkan, selain membangun penyalur, harus diperhatikan pula ketersediaan pasokan dan infrastruktur logistik di wilayah terpencil dan sulit terjangkau dapat terus disempurnakan, agar pasokan BBM terjaga dengan baik dan tidak terjadi kelangkaan.
"Percuma kita sudah membangun susah payah, tetapi hasilnya tidak sempurna," ujarnya.
Di samping itu, Arifin juga meminta jangan sampai ada antrean yang panjang untuk mendapatkan BBM.
Baca juga: Industri hulu migas nasional butuh investasi 187 miliar dolar AS
"Cerita-cerita (antrean panjang) ini sudah sering terjadi setiap tahun, mari kita akhiri cerita sedih ini, jadikan ini kenangan yang lalu. Kita tunjukkan bagaimana pelayanan kita kepada masyarakat lebih baik lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, berdasarkan peta jalan pembangunan penyalur BBM Satu Harga, sampai akhir 2024, direncanakan terbangun 583 penyalur.
BPH Migas secara konsisten sejak 2017 mengawal pelaksanaan pembangunan penyalur BBM Satu Harga tersebut agar sesuai target yang ditetapkan.
"Sejak 2017 sampai 2020, capaian program BBM Satu Harga sudah 253 penyalur. Adapun dari target 2021 sebanyak 76 penyalur, tercapai 78 penyalur," katanya.
Khusus di NTT, lokasi pembangunan penyalur BBM Satu Harga periode 2017-2024 sebanyak 75 lokasi dengan 34 unit di antaranya sudah beroperasi.
"Semoga dengan beroperasinya penyalur BBM Satu Harga ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat," sebut Erika.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Mulyono mengatakan sampai Desember 2021, Pertamina merealisasikan penyalur BBM Satu Harga di 321 titik dari target pemerintah sebanyak 573 penyalur hingga 2024.
"Tahun 2022, Pertamina akan membangun di 92 lokasi, tahun 2023 di 89 lokasi, dan 2024 sebanyak 73 lokasi," ujarnya.
Menurut Mulyono, peresmian ini bukan akhir, tapi awal pengabdian Pertamina kepada masyarakat. Setelah peresmian, seluruh jajaran Pertamina harus memastikan BBM tersedia dengan kondisi 3T yakni tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas.
Dengan adanya program BBM Satu Harga ini, masyarakat di 112 kabupaten dapat membeli BBM solar subsidi, Pertalite, dan premium dengan harga sama dengan masyarakat di daerah lain yakni premium Rp6.450 per liter dan solar Rp5.150 per liter.
Selain itu, melalui pengoperasian SPBU BBM Satu Harga ini dapat memberi dampak positif bagi kegiatan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021