Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengharapkan semua perusahaan di Indonesia agar menyusun pelaporan akuntansinya dengan standar-standar internasional.

Kuta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengharapkan semua perusahaan di Indonesia agar menyusun pelaporan akuntansinya dengan standar-standar internasional.

"Dengan standar akuntansi tersebut sehingga mampu menunjukkan pelaporan keuangannya secara transparan," kata Wapres Boediono di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Pada acara pembukaan "IFRS Regional Policy Forum & Seminar IAI" itu, Wapres mengatakan, mengacu kepada standar pelaporan keuangan internasional memang menjadi permasalahan yang tidak mudah dilakukan, tapi dengan tekad yang kuat pasti bisa dilaksanakan.

"Kegiatan ini sangat penting dan strategis untuk Indonesia, karena nantinya bisa menyampaikan kepada dunia bagaimana perkembangan Konvergensi Standar Akuntansi Internasional (IFRS) di Indonesia," katanya.

Wapres merasa senang bahwa konvergensi IFPS juga didukung oleh regulator lain, seperti Bank Indonesia, kementerian negara serta pengusaha yang mewajibkan perusahaan-perusahaan di bawah pengawasan mereka untuk menggunakan IFRS.

"Saya harapkan juga dukungan ini bisa diikuti oleh regulator lainnya, sehingga pengusaha di Indonesia dapat menikmati sinergi dari regulator berbasis internasional itu," ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPN Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Mardiasmo mengemukan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dalam wilayah Asia-Oceania bagi penyusun standar akuntansi keuangan, pembuat kebijakan, regulator dan pemerintah untuk bersama-sama berdiskusi mengenai isu-isu yang lebih luas tentang peran masing-masing pihak dalam pelaporan keuangan.

"IFRS Regional Policy Forum adalah satu-satunya kegiatan internasional yang dihadiri tidak hanya para penyusun standar tetapi juga regulator, pemerintah dan 21 negara peserta," katanya.

Ketua panitia, Ito Warsito mengatakan, acara ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari 21 negara yang merupakan perwakilan dari badan penyusun standar akuntansi, bank sentral, regulator pasar uang perpajakan, pemerintah dan bursa efek.

"21 negara yang hadir dalam forum ini di antaranya Australia, Selandia Baru, Malaysia, Jepang, India, Filipina, Amerika, Irak dan tuan rumah Indonesia," katanya.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011