Saya tidak mau mendengar lagi izinnya terlambat, izinnya belum selesai

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar proses perizinan di Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI), Kalimantan Utara, dapat selesai dalam hitungan jam.

"Mengenai izin-izin, jangan tunggu-tunggu pakai hari pakai minggu, tidak ada. (Dalam hitungan) jam keluarkan untuk menunjukkan kita serius terhadap pembangunan kawasan ini," kata Presiden Jokowi di lokasi KIPI, kabupaten Bulungan Kalimantan Utara, Selasa.

Ikut hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pemilik PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir, para pejabat serta para investor yang berasal dari China, Uni Emirat Arab, serta dalam negeri.

"Saya tidak mau mendengar lagi izinnya terlambat, izinnya belum selesai, ndak. Saya sudah sampaikan tadi di pesawat ke Menkomarinves tidak ada yang namanya terlambat-terlambat, tidak ada, dikawal betul," tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan dengan kecepatan proses perizinan menunjukkan pemerintah serius untuk membangun kawasan industri hijau tersebut.

"Kalau ada hal yang sangat penting yang ingin kita selesaikan dan tidak selesai, sampaikan kepada saya, karena ini betul-betul sebuah lompatan transformasi ekonomi Indonesia dimulai dari sini, sehingga kita bisa mengelola sumber daya ekonomi kita dari hulu sampai ke hilir dan paling penting penciptaan lapangan kerja yang sangat besar," ungkap Presiden Jokowi.

Kawasan industri tersebut juga diharapkan dapat memberikan pendapatan kepada negara baik berupa pajak maupun di luar pajak.

"Sehingga akan memperbaiki neraca berjalan kita dan kalau ada ekspor, (dapat memperbaiki) neraca perdagangan kita yang sudah bertahun-tahun kita tidak bisa selesaikan, tentu saja devisa akan masuk banyak kepada negara kita," tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga memuji penggunaan teknologi mutakhir di kawasan industri tersebut.

Baca juga: Presiden Jokowi harap kawasan industri hijau Kaltara terbesar di dunia

"Karena yang dihasilkan adalah nantinya ada sodium ion, lithium ion, semi conductor, petrochemical yang semua nanti turunannya jadi tekstil dan produk-produk lainnya akan muncul dari sini, green alumunium, solar panel, industrial silicon. Semuanya akan muncul dari Kalimantan Utara ini," tegas Presiden Jokowi.

Kawasan industri hijau tersebut menurut Presiden Jokowi adalah hasil kerja sama besar antara investor Indonesia serta investor dari China dan Uni Emirat Arab.

"Semuanya akan bergabung dan ini kita harapkan jadi kawasan industri hijau terbesar di dunia, bukan Kalimantan Utara, bukan di Indonesia tapi dunia karena menyangkut lahan sampai saat ini 16.400 hektare dan targetnya adalah 30 ribu hektare," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi pun menyebut dirinya sudah pernah memutari kawasan tersebut pada dua tahun lalu dengan menggunakan pesawat sehingga tahu kondisi dan keadaannya.

"Saya minta kepada Kapolda, Kapolres, Pangdam, Kodim, Gubernur, Bupati untuk mengawal secara detail kawasan ini agar kondusif dan aman sehingga investasi betul-betul segera melakukan percepatan pembangunan di sini. Jangan sampai ada persoalan sekecil apapun," tegas Presiden Jokowi.

Kawasan industri di Kalimantan Utara tersebut disebut sebagai kawasan paling luas di dunia dan dimiliki PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI) dengan target total luas kawasan adalah 30.000 hektare.

Baca juga: Presiden Jokowi mulai pembangunan kawasan industri hijau Kaltara

Kawasan industri itu akan menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi utama, dua di antaranya adalah hydro power dan solar panel. Selain itu, daya listrik juga akan ditopang menggunakan bahan bakar gas.

KIPI menelan investasi sebesar 132 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.848 triliun untuk seluruh tahapan konstruksi dan komersialisasi sampai 8 tahun ke depan. Pendanaan proyek sepenuhnya diberikan oleh swasta tanpa adanya garansi dari pemerintah.

Proyek itu juga ditargetkan selesai konstruksi pada 2024 dan operasi bertahap mulai 2023, 2024, hingga 2029.

Beberapa proyek rencananya akan dibangun dalam kawasan itu, seperti smelter aluminium, petrokimia, electronic alumine, baja, new energy battery 1, new energy battery 2, industrial silicon, polycrystalline silicon, dan solar panel.

Baca juga: Presiden Jokowi lakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Utara


Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021