Kita tunggu hasil otopsi dan laboratorium
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta semua pihak bersabar menunggu hasil pemeriksaan tim independen terkait kematian anak gajah bernama Dumbo di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
"Sekarang sudah dilakukan pemeriksaan oleh tim independen baik itu dari Polrestabes, dari kementerian juga ada, kita tunggu saja hasilnya. Nanti pasti disampaikan," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa.
Menurut Eri, jika mengacu dari keterangan yang disampaikan pihak manajemen Perusahaan Daerah taman Satwa (PDTS) KBS, memang sudah ada riwayat penyakit yang didalami Dumbo semasa hidup. Hanya saja, semua itu tetap harus menunggu hasil pemeriksaan oleh tim independen.
"Siapa sih yang mau, kalau ada binatangnya mati, pasti semuanya menjaga. Biarlah ini (pemeriksaan tim independen) berjalan berjalan dulu," ujarnya.
Baca juga: Usai anak gajah mati, Kebun Binatang Surabaya diminta berbenah
Baca juga: Anak gajah "Dumbo" di Kebun Binatang Surabaya mati
Dirut PDTS KBS Khoirul Anwar sebelumnya saat dikonfirmasi melalui whatsapp membenarkan kematian anak gajah di KBS itu. Hanya saja, Khoirul enggan menjelaskan alasan anak gajah tersebut mati.
"Iya mas, tepatnya kita tunggu hasil otopsi dan laboratorium. Nanti kita rillis," kata Dirut PDTS KBS Khoirul Anwar singkat.
Informasi yang diperoleh ANTARA, bahwa anak gajah tersebut mati seminggu yang lalu, namun baru diketahui media massa pada Jumat (17/12).
Dumbo merupakan gajah Sumatera berjenis kelamin jantan yang dilahirkan pada 22 Juli 2019. Dumbo lahir secara normal dengan berat badan 122 kilogram, tinggi badan 88 centimeter, dan lingkar dada 118 centimeter.
Menteri Sosial Tri Rismaharini yang saat itu menjabat Wali Kota Surabaya, bersama cucunya, melihat gajah mungil yang masih berusia tujuh hari itu. Nama Dumbo diberikan Gwen, cucu Risma. Dumbo merupakan hasil perkawinan dari indukan gajah betina, yang bernama Lembang dan induk jantan yang bernama Doa.
Baca juga: Kalimantan Selatan ingin boyong 20 bekantan dari Surabaya
Baca juga: Populasi komodo KBS bertambah 11 ekor dari tiga induk
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021