Jakarta (ANTARA/JACX) - Di Facebook, terdapat unggahan video yang diklaim sebagai wawancara dokter asal Amerika Serikat Stanley Plotkin dan menyatakan vaksin COVID-19 mengandung janin manusia berusia tiga bulan.
Dokter yang disebut sebagai konsultan produsen vaksin itu, diklaim mengatakan kandungan janin dalam vaksin COVID-19 merupakan janin yang digugurkan.
Berikut kutipan narasi yang terdapat pada unggahan 16 Desember itu:
"#Repost Video rekaman Interviewnya Bapak Vaxxxsyien Sedunia
Human Diploid Cel (HDC) dg kode dagang WI-38 juga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan beberapa jenis vaxxxsyien. Berasal dari janin perempuan usia 3 bulan yg digugurkan. Mendukung vaxxsyienasi lengkap berarti Anda jg mendukung pengguguran bayi. Logikanya bisa dibuat seperti itu bukan..?!"
Konten video itu merupakan konten yang diunggah ulang dari konten serupa pada 18 Juli.
Namun, benarkah dalam vaksin terdapat janin manusia?
Penjelasan:
Unggahan video berdurasi tiga menit 42 detik itu merupakan cuplikan video wawancara Stanley Plotkin dalam sebuah persidangan oleh seorang pengacara AS Aaron Siri pada 11 Januari 2018.
Dilansir dari Science.org, sel yang berasal dari aborsi janin telah digunakan sejak 1960-an untuk memproduksi vaksin, termasuk vaksin yang saat ini digunakan untuk melawan rubella, cacar air, hepatitis A, dan herpes zoster.
Sel-sel itu juga telah digunakan untuk membuat obat yang disetujui untuk melawan penyakit termasuk hemofilia, rheumatoid arthritis, dan cystic fibrosis.
Namun, saat ini pemerintah AS telah membatasi penggunaan jaringan janin manusia dari aborsi guna penelitian biomedis. AS mengadopsi kebijakan yang melarang para peneliti di National Institutes of Health (NIH) menggunakan jaringan janin dari aborsi dalam studi mereka.
Situs Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles AS menyebut vaksin COVID-19 tidak mengandung sel janin aborsi. Vaksin mRNA COVID-19 yang diproduksi Pfizer dan Moderna tidak memerlukan penggunaan sel janin apa pun untuk memproduksi vaksin.
Klaim: Vaksin COVID-19 mengandung janin bayi
Rating: Hoaks
Cek fakta: Misinformasi! Virus corona saat ini seperti flu biasa
Baca juga: Studi: Sputnik V lebih tangguh lawan Omicron daripada Pfizer, Moderna
Baca juga: WHO keluarkan imbauan 'mix and match' vaksin COVID-19
Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021