Jakarta (ANTARA News) - Manajemen klub Sriwijaya FC berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan dalam menyelesaikan kemelut yang terjadi di PSSI, setelah kongres di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5) tidak berlangsung sesuai harapan.

Direktur Teknik Sriwijaya FC, Hendry Zainuddin di Jakarta, Minggu menilai, jika kemelut yang terjadi saat ini tidak bisa diselesaikan banyak pihak terutama klub yang bertanding di level intenasional akan dirugikan.

"Menpora saja sudah tidak mampu. Kami berharap Presiden segera turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini," katanya, menegaskan.

Menurut dia, jika permasalahan kongres dengan agenda utama pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI tidak secepatnya diselesaikan perjuangan Sriwijaya FC pada kompetisi level internasional akan sia-sia.

Apalagi, kata dia, pihaknya juga tidak akan tinggal diam jika sampai sanksi pembekuan federasi sepak bola Indonesia dari FIFA turun hanya karena kepentingan segelintir orang dan memincu Komite Normalisasi mengehentikan kongres.

"Kita akan menutut pihak-pihak yang menggagal kongres, jika sanksi FIFA turun. Jelas-jelas kami dengan Persipura akan menerima dampaknya," katanya, menambahkan.

Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura saat ini lolos babak 16 besar turnama Piala AFC 2011. Jika sanksi turun keduanya tidak bisa tampil lagi. Selain itu, yang jelas dirugikan adalah timnas yang akan turun di Piala AFF U-23, Pra Piala Dunia 2014 dan SEA Games 2011.

Mantan manajer Sriwijaya FC itu meminta kepada Presiden turun tangan menyelesaikan kasus PSSI sebelum 30 Mei karena pada tanggal tersebut, kasus PSSI akan dibahas pada sidang EXCO FIFA.

"Semuanya tidak ingin ada sanksi. Makanya kami berharap presiden mengambil alih langsung permalahan di PSSI," katanya, menegaskan.

Pernyataan sama juga dikatakan pemerhati sepak bola Indonesia, Bambang Waluyo Wahab. Menurut dia, sudah saatnya presiden ikut campur dalam menyelesaikan kemelut yang terjadi PSSI.

"Rakyat juga akan kena imbas dari kasus ini jika nantinya FIFA benar-benar memberi sanksi tegas pada Indonesia. Untuk kami mengimbau pada pihak-pihak terkait untuk segera mencari solusi terbaik," ujarnya.

Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, gagal terlaksana setelah pemilik suara atau lebih dikenal Kelompok 78 yang memaksa pimpinan sidang untuk meloloskan keinginannya yaitu meminta penjelasan dari Komite Banding Pemilihan yang meloloskan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro.

Pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro merupakan calon yang diusung Kelompok 78. Hanya saja pasangan ini sebelumnya diloloskan oleh Komite Banding telah dinyatakan gagal verifikasi oleh Komite Pemilihan dalam hal ini Komite Normalisasi dengan dasar larangan dari FIFA.(*()
(T.B016/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011