Bandung (ANTARA News) - Manajer Persib yang juga motor Kelompok 78, H Umuh Muhtar menyatakan tidak beralasan menyalahkan Kelompok 78 sebagai biang kerok terhentinya Kongres PSSI yang berlangsung di Jakarta.

"Tidak berdasar menyalahkan kelompok 78 sebagai penyebab terhentinya Kongres PSSI tempo hari, karena hanya menuntut keadilan, kalaupun ada yang disalahkan Pak Agum sebagai pimpinan KN, kenapa kongres dihentikan sepihak," kata H Umuh Muhtar kepada wartawan di Bandung, Minggu.

Menurut dia, terhentinya Kongres PSSI tanpa hasil tersebut karena dihentikan oleh Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI H Agum Gumelar.

Padahal peserta Kongres hanya meminta kepada KN PSSI untuk membacakan surat dari FIFA terkait empat nama yang disebutkan tidak boleh mengikuti pencalonan Ketua Umum PSSI.

"Membacakan surat itu paling hanya 3-5 menit saja supaya semuanya transparan dan jelas. Lha ini tidak mau bacakan. Surat dari FIFA itu tidak menyebutkan nama-nama yang dilarang ikut pencalonan," kata Umuh Muhtar.

Menurut Umuh, apa yang diperjuangkan Kelompok 78 bukan untuk memaksakan nama George Toisuta dan Arifin Panigoro lolos menjadi calon ketua umum PSSI, namun hanya untuk menuntut transparansi dan keadilan saja.

"Jangan salah arti, Kelompok 78 itu menuntut keadilan. Jangan diartikan kami memaksakan kehendak agar George Toisutta dan Arifin Panigoro supaya masuk pencalonan ketua umum," katanya.

Selain itu ia juga mengkritisi pihak tertentu terkait wacana sanksi dari FIFA terlalu dibesar-besarkan. Ia menilai ada pihak tertentu yang sengaja membesar-besarkan ancaman sanksi untuk membungkam aspirasi.

"Saya juga sakit hati bila sanksi itu memang dijatuhkan FIFA, Kelompok 78 tidak ingin kongres itu terhenti tanpa hasil, tokh ujungnya dihentikan, saya kira itu terlalu dini dilakukan Ketua KN, bukankah kondisi sidang tidak kacau," kata Umuh.

Ia menyebutkan, bola permasalahan PSSI saat ini sudah ada di pemerintah. Ia berharap secepatnya ada Kongres berikutnya agar permasalahan bisa tuntas," katanya.

Selain itu, menurut Umuh, Kelompok 78 tetap akan memperjuangkan keadilan demi sepak bola di tanah air. Komunikasi akan terus dijalin, termasuk siap untuk membuka dialog untuk menentukan langkah berikutnya.

"Kami sudah menunjuk pengacara internasional, Patrick Bbaya untuk menindaklanjuti masalah ini, saya kira FIFA harus juga mempertimbangkan tuntutan kami di kongres itu," katanya.

Terkait kemungkinan memunculkan nama lain selain George Toisutta dan Arifin Panigoro, menurut Umuh belum sampai ke sana sebelum ada jawaban atas tuntutan keadilan terkait transparansi surat dari FIFA.

"Tidak....tidak, kita tetap minta agar dalam kongres besok atau lusa tetap dibacakan surat FIFA yang katanya melarang empat nama ikut pencalonan, karena itu salah satu transparansi. Intinya kami tetap ingin statuta FIFA transparan tapi jangan ada hal yang ditutup-tutupi," kata Umuh menambahkan.

Kongres PSSI yang digelar Komite Normalisasi PSSI terhenti tanpa keputusan setelah diwarnai dengan hujan interupsi dari Kelompok 78. Karena kondisi sidang sudah tidak kondusif dan interupsi terus mengalir kian memanas, Ketua KN PSSI Agum Gumelar akhirnya mengetuk palu menutup kongres.

Komite Normalisasi yang beranggotakan lima orang sebagai kepanjangan tangan FIFA untuk menggelar Kongres PSSI masa tugasnya berakhir 21 Mei 2011.(*)
(T.S033/Y003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011