Jakarta (ANTARA) - Daerah erosi tanah di sepanjang Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China, berkurang sebanyak 9.700 km persegi antara 2018 hingga 2020, menurut Kementerian Sumber Daya Air.
Komisi Sumber Daya Air Sungai Yangtze di bawah kementerian tersebut telah menerbitkan laporan tahun 2020 tentang hasil pemantauan pengikisan tanah dan air di sepanjang Sungai Yangtze.
Laporan itu mengatakan area erosi air dan tanah di sepanjang daerah aliran Sungai Yangtze mencapai 337.000 km persegi pada 2020, mencapai 18,8 persen dari total luas area daratan pada daerah aliran sungai tersebut.
Dari total tersebut, area erosi hidrolik mencapai 321.900 km persegi, yang mencakup 95,5 persen dari erosi tanah. Area erosi itu sebagian besar tersebar di anak Sungai Yangtze termasuk bagian hilir Sungai Jinsha, bagian tengah dan hilir sungai Minjiang dan Tuojiang, bagian tengah dan hilir Sungai Jialing, bagian hulu dan tengah sungai Wujiang dan Chishui, serta area Bendungan Tiga Ngarai.
Selain itu, ada juga area erosi angin seluas 15.100 km persegi, yang sebagian besar tersebar di hulu Sungai Jinsha.
Laporan itu merupakan laporan keempat yang diterbitkan komisi tersebut terkait konservasi tanah dan air Sungai Yangtze. Sebelumnya, laporan tentang konservasi itu diterbitkan masing-masing pada 2007, 2016 dan 2018.
Dalam beberapa tahun terakhir, Departemen Konservasi Air di sepanjang Sungai Yangtze telah meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas erosi tanah yang disebabkan oleh manusia.
Pada 2018, berbagai provinsi dan kota di daerah aliran Sungai Yangtze juga meningkatkan upaya demi melindungi dan memulihkan ekologi Sungai Yangtze, serta menerapkan pengelolaan pegunungan, sungai, hutan, ladang, danau, dan padang rumput secara komprehensif dan sistematis.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021