Gagalnya kongres tersebut merupakan bentuk pemaksaan kehendak"
Padang (ANTARA News) - Pengamat sepak bola dari Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat Emral Abus mengatakan seharusnya Kelompok 78 jangan memaksakan kehendak tetap mencalonkan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon Ketua Umum PSSI.
"Gagalnya kongres tersebut merupakan bentuk pemaksaan kehendak yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam kongres yang akan menentukan masa depan PSSI mendatang," katanya di Padang, Sabtu.
Dia mengatakan, peserta kongres dan kelompok 78 seharusnya menjalankan agenda yang sudah ditetapkan Komite Normalisasi, yakni memilih ketua dan wakil ketua serta memilih anggota eksekutif PSSI.
"Bukan membahas calon yang sudah dibatalkan oleh komite normalisasi dalam kongres tersebut," kata dosen pada Fakultas Ilmu Keolahragaan di universitas itu.
Emral mengatakan, PSSI bukan milik peserta kongres atau kelompok 78, tapi milik seluruh masyarakat Indonesia yang ingin sepak bola Indonesia maju dalam kepemimpinan mendatang.
Ia menilai peserta kongres tidak membawa aspirasi masyarakat Indonesia yang ingin memajukan sepak bola, tapi hanya mementingkan suara kelompok dan egonya sendiri.
Ia meminta Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) turun tangan mengatur seluruh pengurus PSSI di daerah dalam menentukan masa depan sepak bola Indonesia.
"Jika ini dibiarkan berlarut-larut akan memberikan dampak negatif bagi seluruh pemain bola yang ada di Indonesia, dan juga memberikan dampak buruk bagi tim nasional yang akan terjun SEA Games mendatang," katanya.(*)
KR-AH/M027
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
buat pak JT lebih Baik anda konsen di Tentara pak. Kan blm Pensiun.
Sabar dulu pak!
Jika sampai Indonesia kena sanksi, maka K-78 pantas dicap "Pengkhianat Bangsa".
Jika sampai Indonesia gagal bertanding lawan Malaysia di SEA GAMES nanti, maka hanya ada satu kata untuk K-78: "Ganyang!!!"