Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang jatuh pada perdagangan sesi pagi Senin, mengikuti penutupan Wall Street yang lemah selama akhir pekan, karena kekhawatiran tentang penyebaran varian virus corona Omicron merusak sentimen investor, yang sudah tertekan oleh langkah hawkish bank-bank sentral global.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) anjlok 1,3 persen menjadi diperdagangkan di 28.162,59 poin pada pukul 02.00 GMT, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas terpuruk 1,46 persen menjadi diperdagangkan di 1.955,50 poin.
"Dampak dari varian Omicron tampaknya lebih besar dari yang kami perkirakan sebelumnya, dengan beberapa negara memperketat pembatasan," kata Jun Morita, manajer umum departemen penelitian di Chibagin Asset Management.
Baca juga: Emas bertahan dekat tertinggi 3 minggu di tengah kegelisahan Omicron
"Mood-nya sudah negatif setelah serangkaian langkah hawkish oleh bank-bank sentral pekan lalu."
Belanda melakukan penguncian pada Minggu (19/12/2021) dan kemungkinan lebih banyak pembatasan COVID-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru membayangi beberapa negara Eropa.
Wall Street berakhir lebih rendah pada Jumat (17/12/2021), terbebani oleh Big Tech, karena investor khawatir tentang Omicron dan mencerna keputusan Federal Reserve AS untuk mengakhiri stimulus era pandemi lebih cepat.
Baca juga: Minyak jatuh di Asia, penyebaran Omicron redupkan prospek permintaan
Pekan lalu, The Fed mengatakan akan mempercepat pengurangan stimulus pembelian obligasi untuk mengakhiri program pada Maret, sementara bank sentral Inggris juga mengejutkan pasar dengan menjadi bank sentral global besar pertama yang menaikkan suku bunga.
Di Jepang, semua 33 subindeks sektor di bursa jatuh, dengan produsen ban memimpin penurunan, anjlok 3,89 persen. Bridgestone kehilangan 3,99 persen setelah sebuah laporan lokal mengatakan perusahaan mengurangi tenaga kerjanya.
Perusahaan-perusahaan pialang juga melemah, dengan Nomura Holdings jatuh 2,97 persen, SBI Holdings anjlok 6,02 persen dan Daiwa Securities tergelincir 2,65 persen.
Olympus menyerahkan keuntungan awal menjadi jatuh 1,15 persen setelah pembuat peralatan medis itu mengumumkan pembelian kembali saham.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021