Jambi (ANTARA News)- Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan kerjasama penangkapan ikan dengan Thailand karena negara tersebut tidak mau mendirikan industri pengolahan ikan di Indonesia. Sekjen Departemen Kelautan dan Perikanan, Prof Ir Andin H Taryoto, usai pencanangan Gerakan Serentak (Gertak) Pengembangan Budidaya ikan patin ekspor di Desa Pematang Jering, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Senin, mengatakan pihaknya sudah memutuskan hubungan kerjasama itu. "Selama ini Thailand melalui kerjasama itu hanya memanfaatkan izin penangkapan, di mana hasil tangkapan dibawa dan diolah di negaranya, sehingga peningkatan nilai tambah dan nilai jual komoditi laut itu lebih besar dinikmati negara tersebut," katanya. Berkaitan dengan itu, sambungnya, izin penangkapan ikan yang diberikan kepada kapal dan nelayan Thailand juga akan ditinjau kembali dengan tenggang waktu penertiban hingga akhir 2006. Selain itu, katanya, pemerintah kini juga tengah membahas serius kesepakatan kerjasama penangkapan ikan dengan China dan Philipina, karena kedua negara tersebut juga dinilai hanya ingin mengambil keuntungan lebih besar dari potensi laut Indonesia. Perjanjian kerjasama dengan kedua negara tersebut juga diancam diputuskan bila tidak mau mendirikan industri pengolahan hasil laut di Indonesia. Dijelaskannya bahwa jika ketiga negara tersebut mendirikan industri pengolahan ikan di Indonesia, masyarakat akan menikmati peningkatan nilai tambah dan nilai jual komoditi laut itu. "Selama ini mereka sudah banyak menikmati komoditi hasil laut kita, baik dari hasil tangkapan maupun hasil industri pengolahan yang diproduksi di negaranya, lalu kembali diekspor ke Indonesia," kata Andin H Taryoto.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006