Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan (ANTARA News) - Israel meningkatkan keamanan di Dataran Tinggi Golan, Jumat, dengan mengirim tentara dan polisi di daerah utara dan melarang akses bagi mereka yang bukan penduduk, kata militer dan seorang juru foto Reuters.

Militer mengerahkan pasukan tambahan, membangun pos-pos pemeriksaan sementara melarang akses ke daerah itu karena khawatir para pemerontes dapat mengulangi unjuk-unjuk rasa yang dimana puluhan pengunjuk rasa melanggar satu pagar keamaman dan masuk dari Suriah.

Para pengunjuk rasa termasuk ribuan warga Palestina yang berkumpul di Tepi Barat, Gaza dan di perbatasan Israel untuk memperingati terbentuknya negara Israel, yang mereka sebut sebagai satu "nakba" atau malapetaka.

Pasukan Israel menembak para pengunjuk rasa dari Lebanon dan Suriah ketika mereka berusaha melanggar pagar keamanan dan memasuki Israel. Empat pemerotes dari Suriah tewas bersama dengan 10 orang dari Lebanon. Ratusan lainnya cedera.

Seorang juru bicara militer mengonfirmasikan bahwa tindakan keamanan tambahan telah dilakukan Jumat, biasanya sering digunakan untuk melakukan protes di dunia Muslim seusai sholat.

"Pagar perbatasan adalah satu zona militer, mendekati lokasi itu dilarang dan kemungkinan berbahaya," kata juru bicara itu kepada AFP.

"Keputusan untuk mengumumkam satu zona militer tertutup di Dataran Tinggi Golan dibuat berdasarkan penilaian situasi saat ini dan akan dipertimbangkan kembali sesuai dengan perkembangan siuasi.

"Ada satu tempat pemeriksaan jadi orang tidak akan bisa menyeberang masuk ke zona milter tertutup, itu adalah satu pos pemeriksaan sementara hanya hari ini saja," katanya.

Seorang koresponden AFP di lokasi itu mengatakan situasi tenang pada Jumat tengah hari waktu setempat (16:00 WIB), tidak ada tanda-tanda para pemerotes berkumpul di pinggir perbatasan garis gencatan senjata.

Pada Kamis, militer Israel mengatakan pihaknya berencana untuk menutup tempat pelintasan Erez dengan Gaza Jumat pagi "karena diperkirakan akan ada unjuk rasa yang rusuh di Jalur Gaza di arahkan ke tempat pelintasan Erez.

Tetapi seorang juru bicara bagi pelitasan perbatasan itu mengemukakan kepada AFP, Jumat bahwa keputusan itu dicabut dan pelintasan itu akan ditutup sesuai dengan waktu regulernya.

Para aktivis di Lebanon dan Jordania mengemukakan kepada AFP bahwa tidak ada rencana Jumat untuk mengulangi unjuk rasa Hari Nakba, kendatipun beberapa kelompok aktivis di Facebook telah menyerukan protes-protes di Tepi Barat dan Gaza.

Di Jalur Gaza, para aktivis berencana melakukan protes-protes di Beit Hanun di utara dan dekat Khan Yunis di tengah wilayah itu, demikian Reuters melaporkan.

(SYS/H-RN/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011