yang akan datang itu hampir sepenuhnya adalah hybrid job
Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Sekretaris Negara Prof Pratikno mendorong sarjana lulusan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mampu menangkap peluang pekerjaan baru di era disrupsi.

"Disrupsi ini memang membuat banyak pekerjaan hilang tetapi juga banyak pekerjaan baru yang akan muncul," kata Pratikno saat menyampaikan pidato kunci secara virtual dalam acara Wisuda Program Sarjana UNU Yogyakarta tahun 2021 di Yogyakarta, Sabtu.

Disrupsi merupakan konsekuensi yang muncul akibat perkembangan ilmu dan teknologi di era revolusi industri 4.0 serta pandemi COVID-19.

Mengutip data Forum Ekonomi Dunia (WEF), kata Pratikno, diperkirakan sebanyak 85 juta pekerjaan bakal hilang seiring kehadiran teknologi robot dan otomasi, hingga teknologi baru "metaverse" (dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling berhubungan).

Ia mencontohkan, tukang pos semakin menghilang karena terdisrupsi setelah kemunculan surat elektronik (email), juga banyaknya aplikasi telekomunikasi antarmanusia.

"Kasir di bank semakin tidak ada karena semakin lama semakin melalui e-payment, apalagi bank-bank konvensional juga menjadi bank-bank digital," ujar dia.

Baca juga: Menko PMK ingatkan pemimpin era disrupsi harus luwes dan adaptif
Baca juga: Ketua DPD RI ingatkan pentingnya reformasi birokrasi pada era disrupsi

Kendati demikian, ujar Pratikno, diperkirakan bakal muncul 37 juta jenis pekerjaan baru di Indonesia seiring dengan kehadiran teknologi komputasi awan (cloud), bigdata, hingga e-commerce.

"Ini adalah kesempatan peluang baru bagi saudara-saudara dan kesempatan itu hanya bisa nikmati oleh generasi muda, generasi yang tumbuh digital, generasi yang digital native," kata dia.

Untuk memperoleh peluang di era disrupsi, kata dia, para lulusan perguruan tinggi perlu membuka diri mempelajari ilmu serta wawasan baru, tanpa dibatasi disiplin ilmu semasa kuliah.

Hal itu, menurut Pratikno, disebabkan peluang pekerjaan di masa mendatang hampir seluruhnya berbasis hybrid atau gabungan dari berbagai keahlian.

"Di masa yang akan datang itu hampir sepenuhnya adalah hybrid job, yang butuh hybrid skill, butuh hybrid knowledge, jadi penting untuk anda belajar sesuatu yang baru yang itu akan membuka wawasan saudara," kata dia.

Beberapa contoh kecil peluang baru yang muncul antara lain menjadi kreator konten, penulis naskah, animator, hingga, videografer.

"Bahkan menjadi pendakwah, menjadi guru agama, menjadi kiai muda yang sangat berpengaruh yang justru memanfaatkan dunia digital, yang santrinya bukan hanya di daerah, tetapi di seluruh Indonesia, bahkan dunia," tutur Mensesneg.

Baca juga: Menkop UKM sebut disrupsi digital paksa UMKM bertransformasi
Baca juga: Industri 4.0 dorong disrupsi teknologi di sektor manufaktur

Sebanyak 74 mahasiswa diwisuda pada acara wisuda perdana UNU Yogyakarta tersebut.

Dari 74 peserta wisuda, sembilan orang berpredikat terbaik sesuai prodi masing-masing dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 3.90 yang diraih oleh Ruslan Abdul Parid dari Program Studi Studi Islam Interdisipliner.

Rektor UNU Yogyakarta, Prof. Purwo Santoso menuturkan bahwa proses membangun dan mengembangkan UNU Yogyakarta tidak mudah akan tetapi dapat dilalui dengan bimbingan para kiai.

"Kesulitan dan kesusahan jalan insya Allah akan ada solusinya, sebagaimana pencapaian UNU Yogyakarta yang ternyata sudah bisa menghasilkan para wisudawan dan alumni yang sebagian besar berpredikat cumlaude," ujar Purwo.

Baca juga: Erick Thohir ajak FHCI buat roadmap pekerjaan BUMN yang terdisrupsi

Baca juga: Wapres minta masyarakat antisipasi algoritma kurasi di era disrupsi

Baca juga: Sejumlah perusahaan ungkap pentingnya transformasi bisnis era disrupsi

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021