"PPP harus secara serius menjaga diri dari intervensi, invasi, penyusupan, serta pembusukan menjelang dan saat muktamar," kata Hasyim dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut Hasyim, PPP rawan intervensi karena faktor politik dan faktor labelnya sebagai partai Islam.
Dari segi politik, kata Hasyim, tentu ada kekuatan politik lain yang ingin mengendalikan PPP dari luar.
Sementara dari faktor labelnya sebagai partai Islam, PPP harus menghadapi pihak-pihak yang terjangkiti "Islamophobia" (ketakutan berlebihan terhadap Islam).
Menurut Hasyim, intervensi biasanya dilakukan melalui bagi-bagi kekuasaan, uang, ancaman, dan politik pecah belah.
"Oleh karenanya tidak gampang mengatasinya di era politik yang bernuansa transaksional," katanya.
Dikatakannya, intervensi akan melumpuhkan organisasi, membuat perjuangan kehilangan makna dan ruh, menciptakan disintegrasi serta menjauhkan organisasi dari umat.
"Bahkan membuat organisasi menjadi menggantung," kata Hasyim yang merupakan mantan kader PPP itu.
Menurut Hasyim, upaya intervensi juga pernah menimpa Muhammadiyah ketika organisasi kemasyarakatan Islam itu menggelar muktamar di Yogyakarta. Namun upaya intervensi itu tidak banyak membuahkan hasil.
"Muhammadiyah adalah contoh organisasi yang lolos dari kepungan intervensi. Ada baiknya PPP belajar dari Muhammadiyah," katanya.(*)
(T.S024/A035)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011