Jakarta (ANTARA News) - Salah satu kandidat ketua umum PSSI, Achsanul Qosasi, siap mengatasi kemelut di tubuh PSSI jika terpilih menjadi orang nomor satu di organisasi sepak bola nasional itu.
"Saya maju sebagai ketua umum PSSI karena saya yakin bisa dan mampu menyelesaikan kemelut di PSSI," katanya saat memaparkan visi dan misinya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, menjelang Kongres PSSI pada (20/5).
Ia ingin membawa PSSI ke arah yang lebih baik, baik dari segi organisasi maupun prestasi. Alasannya, Achsanul merasa punya pengalaman dan kemampuan untuk melakukan itu.
Menurut Achsanul, jangan dianggap mudah orang maju mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum jika orang tersebut tidak punya pengalaman menangani klub, tak punya pengalaman bagaimana mendanai klub, tidak punya pengalaman dalam mengurus pengprov, pengcab, dan juga menjadi pengurus PSSI.
"Saya yakin, yang mendeklarasikan diri tanpa pengalaman yang cukup, mereka akan gagal," kata bendahara PSSI di era Nurdin Halid itu.
Menurut dia, ada lima hal yang harus dipahami seseorang yang ingin maju di bursa pemilihan ketua umum PSSI.
"Pengurus PSSI bukan bertugas mencetak pemain tapi sebagai ketua umum harus mampu sebagai "club organizer, talent scouter, event organizer, lobbyer, dan fund raiser"," katanya
Ia mengatakan sebagai "club organizer", harus mampu mengatur anggota PSSI. Sebagai "talent scouter", tinggal mencari bibit-bibit yang ada di klub yang ada di provinsi, di pengcab-pengcab.
"Yang ketiga, dia harus menjadi event organizer. Jadi, kalau ada agenda FIFA, AFC, atau AFF, dia harus siap menjadi event organizer," katanya.
Seorang ketua umum juga harus bisa menjadi pelobi pada tiga badan sepak bola tersebut supaya Indonesia bisa menjadi kekuatan yang memiliki pengaruh minimal di Asia Tenggara.
"Terakhir, dia juga harus menjadi `fund raiser`. Artinya, dia juga harus mencari dana. Bagaimana klub-klub di Indonesia dihidupkan, bagaimana pengprov-pengprov itu bisa mandiri, bagaimana liga itu bisa benar-benar profesional,"
Achsanul, yang juga politisi dari Partai Demokrat itu menegaskan dirinya merasa memiliki lima hal di atas dan oleh karena itu siap bertarung memperebutkan kursi nomor satu PSSI.
Ia juga akan mengoptimalkan empat pilar dalam mengurus sepakbola, yakni pemerintah, PSSI, pihak swasta dan rakyat, sehingga komunikasi bisa dibangun dengan baik dan tanpa intervensi di luar fungsi masing-masing.
Achsanul akan bersaing dengan kandidat lainnya seperti Adhan Dambea, Agusman Effendi, Indra Muchlis bin Adnan, Yesaya Buinei, Wahidin Halim, Erwin Aksa, Jusuf Rizal, Tahir Mahmud, Habil Marati, IGK Manila, Iman Arief, Robertus Indratno, Japto Soerjosomarno, Djohar Arifin, Sarman, dan Syarif Bastaman. Sedangkan kandidat ketum Ahyaksa Dault menyatakan mundur dari pencalonan.
Sementara itu, juru bicara kelompok 78 Wisnu Wardhana mengatakan pihaknya tetap akan mengusung pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk maju memimpin PSSI dalam kongres.(*)
(T.T009/I015)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011