Jakarta (ANTARA News) - Rasa kurang puas pada era reformasi ternyata lebih besar dibandingkan perasaan tak puas dengan Orde Baru, ungkap suatu survei.
"Hasil survei menunjukkan persepsi publik yang terjaring di lapangan menilai capaian pemerintahan di era Reformasi belum memuaskan," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari pada diskusi dialektika "Hasil Survei Indo Barometer: Orba vs Reformasi" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Qodari mengatakan, survei yang dilakukan lembaganya menyimpulkan persepsi masyarakat yang kurang puas terhadap reformasi lebih tinggi daripada yang kurang puas terhadap Orde Baru.
Menurut dia, survei bertajuk Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY-Boediono merupakan persepsi masyarakat yang disurveinya terhadap 1.200 orang di seluruh Indonesia pada 25 April hingga 4 Mei 2011.
Berdasarkan hasil survei tersebut, kata dia, hasilnya adalah responden yang menyatakan puas terhadap capaian reformasi sebanyak 29,7 persen, merasa tidak puas sebanyak 55,5 persen, dan merasa lebih baik 31 persen.
Kemudian, responden yang merasa hasilnya sama saja dibanding dengan Orde Baru adalah 27,2 persen dan merasa sama buruknya dengan Orde Baru sebanyak 28 persen.
"Dari jawaban responden yang menyatakan sama saja baiknya dan sama buruknya, menunjukkan banyak masyarakat yang merasa tidak puas terhadap capaian pemerintahan saat ini," katanya.
Menurut dia, kelahiran Orde Reformasi adalah untuk mengoreksi era Orde Baru, tapi setelah berjalan selama 13 tahun ternyata masih banyak masyarakat yang menilai hasil Orde Reformasi belum sesuai dengan harapan masyarakat.
Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo menilai, hasil survei yang dilakukan Indo Barometer sudah akurat, karena persepsi sebagian masyarakat Indonesia memang seperti itu, terutama masyarakat kelas bawah.
"Silahkan Anda melakukan survei kecil-kecil dengan menanyakan, sopir angkot, pedagang asongan, tukang ojek, tukang sapu jalanan, dan sebagainya, mana yang lebih baik Orde Baru atau Orde Reformasi, tentu mereka mengatakan Orde Baru lebih baik," katanya.
Politisi Partai Golkar ini menilai, munculnya persepsi dari masyarakat kelas bawah bahwa Orde Baru lebih baik dari Orde Reformasi kemungkinan karena kecewa pemerintahan saat ini yang belum melakukan capaian sesuai harapan masyarakat.
(R024/R010)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011