Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore, menguat ditengah kekhawatiran mengenai rencana bank sentral AS (The Fed) yang kembali akan menerbitkan obligasi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 12 poin menjadi 8.545 per dolar dari sebelumnya Rp8.557.

Analis PT First Asia Capital Irfan Kurniawan mengatakan, keputusan investor asing menahan diri untuk tidak membeli dolar terkait sinyal Fed untuk mengetatkan likuiditas telah menguntungkan posisi rupiah.

The Fed diperkirakan akan kembali menerbitkan obligasi untuk menyedot dolar, setelah paket stimulusnya berakhir pada Juni mendatang, katanya.

Kondisi ini, menurut dia, mendorong sentimen positif terhadap rupiah yang bergerak ke level 8.550 per dolar.

Namun aksi beli pelaku pasar berlangsung menjelang sore sehingga kenaikannya relatif lebih kecil dibanding sesi pagi, katanya.

Menurut dia, rupiah masih akan bergerak naik lagi, karena faktor positif dari internal dan eksternal masih cukup baik.

Sentimen positif masih dapat mendorong rupiah hingga mendekati angka 8.500 per dolar, ucapnya.

Rupiah, lanjut dia sebelumnya sempat mencapai angka 8.535 per dolar, namun sejak itu terus melemah hingga mencapai 8.570 per dolar.

Namun adanya kebijakan baru The Fed yang berupaya menarik dolar di pasar, setelah sebelumnya dilepas untuk membiayai paket stimulusnya maka pelaku asing cenderung menjauhi aset-aset yang berisiko tinggi, ucapnya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011