Jakarta (ANTARA News) - Menlu Hassan Wirajuda mengatakan salah satu fokus pembicaraan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Ahmad Badawi, 12-13 Januari 2006 di Bukittinggi, Sumatera Barat, adalah masalah perbatasan wilayah laut yang meliputi Selat Malaka, wilayah Natuna, wilayah antara Selat Malaka dan Selat Singapura serta Blok Ambalat. "Perundingan selama ini bergulir secara berkala dan mungkin ada keperluan untuk perundingan tingkat kepala negara guna mendorong agar proses perundingan bisa berjalan lancar dan produktif," kata Hassan usai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Presiden, Jakarta, Senin. Masalah lain yang dibahas adalah kerjasama anti teroris dan berkaitan dengan itu, kerjasama menangani kejahatan lintas perbatasan (transnational crime) dari berbagai dimensinya, termasuk `illegal trafficking of person`, misalnya perdagangan wanita dan anak-anak. "Presiden saat kunjungannya ke Kuala Lumpur pertengahan Desember lalu menemukan kasus-kasus (perdagangan wanita) yang sangat meyedihkan bagi kita," kata Hassan. Di bidang ekonomi juga akan dibahas kerjasama di bidang investasi dan dalam kaitan itu akan ditandatangani MoU mengenai penghindaran pajak berganda. Hassan menambahkan pertemuan Yudhoyono-Badawi juga akan membahas masalah lintas batas di Indonesia Bagian Barat, khususnya di bagian utara Pontianak. "Tentunya dalam pertemuan konsultasi informal ini banyak hal bisa dibicarakan tanpa agenda yang terlalu kaku, karena pertemuan ini juga dibagi atas pertemuan empat mata antara presiden Yudhoyono dan Badawi serta pertemuan kedua delegasi secara lengkap," katanya. Lebih jauh Hassan menjelaskan pertemuan Yudhoyono-Badawi merupakan bagian dari konsultasi informal kedua pemimpin negara yang sudah berlangsung dua kali, sebelumnya saat pemerintahan Megawati Sukarnoputri, yaitu pada 2002 di Tapak Siring dan 2004 di Kuching. "Pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan pertama antara Yudhoyono dan Badawi dalam kelanjutan dari pertemuan-pertemuan informal yang diselenggarakan secara bergantian di Indonesia dan Malaysia," ujar Hassan. Dalam pertemuan itu Badawi akan didampingi sekitar 15 orang menteri serta unsur pejabat negara bagian dan sejumlah pengusaha, sementara presiden Yudhoyono juga akan didampingi oleh menteri dan pengusaha dengan jumlah sama. (*)
Copyright © ANTARA 2006