Atambua (ANTARA News) - Massa dari kalangan eks pengungsi Timor Timur (Timtim) yang memadati pintu perbatasan Motaain di Kabupaten Belu yang berseberangan dengan Batugade, Timor Timur dilaporkan mulai emosi dan berusaha memasuki wilayah teritorial Timtim karena tiga jenazah tidak kunjung tiba. ANTARA yang berada di perbatasan dengan Timtim, sejak Senin pagi, melaporkan, massa tampak mulai emosi karena jenazah Jose Mausorte, Candido Mariano dan Stanis Maubere, yang ditembak mati anggota Kepolisian Nasional Timtim Unit Patroli Perbatasan pada Jumat (6/1) tak kunjung tiba dari Rumah Sakit Maliana, Timtim. Komandan Korem 161 Wirasakti (WS) Kupang, Kol.Inf. APJ. Noch Bola, yang tengah berada di Atambua, memerintahkan pasukan TNI pengaman perbatasan untuk menghalau massa agar tidak merangsek masuk ke wilayah teritorial Timtim. Warga dikabarkan bergerak masuk ke wilayah Timtim melalui pantai, namun diketahui aparat keamanan dan otoritas keamanan di NTT memerintahkan pasukan perbatasan untuk menghalau massa agar bisa menjauh dari garis perbatasan. Sementara di Kota Atambua, massa juga menunggu di DPRD Kabupaten Belu. Sempat terjadi pertemuan tertutup antara Danrem Wirasakti Kupang dengan sejumlah tokoh eks pengungsi. Salah satu kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan tersebut adalah, warga eks pengungsi Timtim di Belu mau menerima jenazah ketika rekan mereka dalam kondisi sudah diautopsi. Meskipun demikian, para tokoh eks pengungsi Timtim itu mensyaratkan, tidak boleh ada bagian tubuh dari ketiga kejazah itu yang tertinggal di Timtim. Massa yang menunggu ketiga jenazah itu terbagi dua. Separuh menunggu di Motaain, pintu perbatasan NTT untuk menjemput jenazah yang dikabarkan akan diserahkan pemerintah Timtim hari ini dan sebagian lagi menunggu di Atambua dan kini tengah terkonsentrasi di DPRD Belu dan lapangan umum Kota Atambua. Jika massa di Motain bergerak memasuki wilayah Timtim, dikhawatirkan akan memicu masalah baru, seperti pelanggaran wilayah teritorial atau bisa jadi tindakan aparat keamanan Timtim terhadap massa yang kemudian menimbulkan kerusuhan yang lebih besar di perbatasan. Sampai dengan berita ini disiarkan, belum ada tanda-tanda ketiga jenazah tiba di wilayah perbatasan dengan NTT dari Timtim.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006