Pasukan Kamboja tidak akan ditarik, sampai Thailand menarik pasukannya. Ini wilayah kami," kata Menhan Banh menegaskan.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kamboja menegaskan pihaknya tidak akan menarik pasukan dari wilayah perbatasan yang dipersengketakan dengan Thailand, sebelum Negeri Gajah Putih melakukan hal serupa.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Kamboja Tea Banh usai melakukan pertemuan dengan Menhan Thailand, Prawit Wongsuwon, dan Menhan Indonesia Purnomo Yusgiantoro di sela-sela rangkaian pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN 19-21 Mei di Jakarta.

"Pasukan Kamboja tidak akan ditarik, sampai Thailand menarik pasukannya. Ini wilayah kami," kata Menhan Banh menegaskan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand dan Kamboja sempat melakukan pertemuan trilateral dengan Menlu Indonesia Marty Natalegawa pada 9 Mei lalu.

Pertemuan tersebut menghasilkan tiga paket usulan mengenai tahap-tahap menuju proses negosiasi perdamaian.

Tahap-tahap itu antara lain persetujuan dari General Border Committee (GBC), pelaksanaan itu sendiri, dan hasil-hasil serta penurunan tim peninjau Indonesia.

Menhan Kamboja menegaskan,"Ini untuk memperjelas, Kamboja tidak akan pernah menarik tentara kami dari tanah kami sendiri."

Sementara itu Menlu Kamboja, Hor Namhong, usai KTT ASEAN di Jakarta pekan lalu, mengatakan bahwa tanah yang terletak di dekat kuil Preah Vihear adalah milik Kamboja, sehingga tuntutan penarikan pasukan oleh Thailand tidak dapat diterima.

Namun, Menlu Thailand Kasit Piromya, mengatakan lahan tersebut masih dalam ranah sengketa karena keputusan Mahkamah Internasional tahun 1962 hanya memberikan kuil Preah Vihear dan bukan lahan di sekitarnya kepada Kamboja.

Menhan Tea Banh dengan tegas mengatakan bahwa Kamboja tidak akan pernah menginjak tanah orang lain, terutama tanah Thailand.

"Kamboja tidak pernah menginvasi negara lain," katanya.

Namun, ia mengatakan, kedua menteri pertahanan telah menyampaikan tekadnya untuk mencari jalan terbaik untuk penyelesaian masalah ini.

"Kami tengah mencari solusi maju demi kepentingan kedua negara," kata dia. (R018)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011