Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda mengatakan pemerintah Timor Leste setuju dengan permintaan Indonesia untuk membentuk tim investigasi bersama guna mengungkap insiden penembakan terhadap tiga WNI di daerah perbatasan kedua negara. "Ada indikasi pemerintah Timor Leste setuju dengan pembentukan tim investigasi bersama dan saat ini sedang diatur pemulangan jenasah dan diharapkan hari ini atau paling lambat besok," kata Hassan Wirajuda usai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Presiden Jakarta, Senin. Menurut Hassan, pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes keras terhadap tindak berlebihan oleh patroli perbatasan Timor Leste yang menembak mati tiga WNI, yakni Stanis Maubere (48), Jose Maria Freitas (38) dan Kandidu Mali (26) di daerah perbatasan tersebut. Sebagai kelanjutan dari protes Indonesia, Dubes Timor Leste untuk RI, Arlindo Marcal akan dipanggil Senin ini ke Deplu untuk menerima pernyataan protes dari pemerintah Indonesia. Menurut Hassan, insiden di perbatasan yang terjadi 6 Januari lalu ketika 5 WNI mencari ikan di Sungai Maribaka, yang merupakan garis batas kedua negara. "Indonesia menyatakan protes keras terhadap tindakan yang menggunakan kekerasan berlebihan dari petugas perbatasan terhadap WNI yang tidak bersenjata. Indonesia juga meminta agar ketiga jenasah segera dikembalikan," kata Hassan. Mengenai pembentukan tim investigasi bersama tersebut presiden, menurut Hasan, menyampaikan pesan agar pihak Indonesia tidak larut dalam emosi dan berharap insiden itu bisa diselesaikan secara konstruktif agar tidak mengganggu proses rekonsiliasi yang saat ini tengah dilakukan melalui Komisi Kebenaran dan Persahabatan. Hassan bependapat insiden tersebut pasti bukan kebijakan pemerintah karena baru saja diadakan pertemuan antara Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao di Medan 25 Desember 2005 lalu sebagai negara bertetangga untuk menyelesaikan problem masa lalu melaui proses rekonsiliasi. Investigasi bersama terhadap insiden itu, menurut Hassan, akan lebih banyak difokuskan pada fakta yang sesungguhnya terjadi karena dari lima WNI itu dua orang lainnya lolos dan bisa didengar keterangannya, demikian juga akan didengar keterangan dari petugas perbatasan Timor Leste. Dari pemerintah Indonesia yang akan dilibatkan dalam investigasi bersama ini adalah unsur TNI dan Polri, sementara dari pihak Timor Leste adalah petugas patroli dari kepolisian dan tidak tertutup kemungkinan untuk melibatkan pasukan penjaga keamanaan PBB. "Hasil dari investigasi bersama ini akan jadi bahan bagi kedua pemerintah melalui jalur Departemen Luar Negeri untuk dibahas dengan pihak Timor Leste," kata Hassan. (*)
Copyright © ANTARA 2006