Jakarta (ANTARA) - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menilai, sudah selayaknya Pertamina menjadi penggerak dalam agenda mitigasi perubahan iklim.
Hal itu dikatakannya, terkait sikap BUMN tersebut, yang berkomitmen penuh dalam penerapan aspek Environmental, Social & Governance (ESG), termasuk yang dilakukan antara lain dengan memperbanyak model inovasi bisnis.
“Sebagai BUMN energi, Pertamina harus menjadi garda terdepan dalam perubahan iklim,” kata Bhima di Jakarta, Jumat.
Terkait hal itu, menurut dia, Pertamina bisa memulai dari pengembangan bisnis energi baru terbarukan (EBT), sehingga diharapkan sektor tersebut lebih berkontribusi dalam meningkatkan kinerja keuangan Pertamina.
"Pengembangan EBT bisa menjadikan porsi pendapatan dari bisnis itu cukup dominan," katanya melalui keterangan tertulis.
Di sisi lain, ia berharap, Pemerintah juga bisa memberi dukungan kepada BUMN yang fokus dalam penerapan ESG tersebut dengan mengalokasikan pajak karbon dan berbagai intensif perpajakan kepada BUMN yang konsisten melakukan perubahan bisnis ke arah zero emmissions.
Bhima juga mendukung upaya BUMN dalam memperbanyak model inovasi bisnis, termasuk perubahan operasional perusahaan dengan bahan baku yang ramah lingkungan. Perubahan tersebut dinilai merupakan langkah nyata BUMN dalam mengikuti standar ESG.
"Perubahan operasional perusahaan dengan bahan baku yang ramah lingkungan, penggunaan administrasi "paperless", serta mengikuti standar ESG yang lebih tinggi merupakan langkah nyata BUMN," ujarnya.
Mengenai inovasi bisnis seperti yang dilakukan Pertamina, menurut Bhima memang sudah seharusnya dilakukan, karena bisnis harus inovatif dan bisa mengadopsi teknologi terbaru yang semakin hemat energi dan efisien.
Dikatakannya, setiap penghematan di rantai pasok akan memberikan keuntungan bagi perusahaan serta terciptanya kepercayaan dari konsumen maupun investor sehingga dalam jangka panjang, ESG akan mendorong inovasi ke arah digital yang masif di seluruh operasional usaha.
“Ini akan berdampak pada trust konsumen yang lebih tinggi. Dan investor akan menambah modal ke BUMN dalam rangka melakukan ekspansi. Untuk itu, seluruh BUMN memang sebaiknya menerapkan standar ESG secepatnya,” katanya.
Pertamina menjadi salah satu BUMN yang sangat fokus dalam penerapan ESG, di antaranya, dengan memperbanyak model inovasi bisnis untuk mendukung transisi energi guna mencapai target net zero emmissions Indonesia pada 2060
Salah satu inovasi bisnis tersebut, adalah untuk mendukung proses transisi energi. Di antaranya, Pertamina bersinergi dengan Gojek menggandeng pionir kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua di Indonesia, GESITS, serta KBLBB roda dua Taiwan Gogoro dalam mengembangkan infrastruktur hilir bagi motor listrik.
Pengembangan tersebut yaitu pilot komersial Battery Swapping Station (BSS) atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021