Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah akan memodernisasi dan menambah alat pemantauan di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
Satu alat yang akan segera direalisasikan adalah pemasangan thermal camera di area Besuk Kobokan untuk memantau suhu luncuran awan panas ketika terjadi erupsi.
"Ke depannya, kita akan melengkapi sistem pengamatan kita, beberapa peralatan akan kita tambah. Kita akan meng-upgrade, kalau sekarang memang standar, kita perlu tambah lagi di beberapa titik," kata Menteri Arifin usai meninjau aktivitas Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat, pascapeningkatan status Gunung Semeru menjadi level III (Siaga) pada Kamis (16/12) malam.
Menurut dia, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat, kalau sekarang ini thermal camera efektifnya baru ke daerah yang memang kelihatan titiknya, maka ke depannya juga mengetahui potensi awan panas guguran (APG) ke daerah lainnya.
"Thermal camera untuk bisa mendeteksi panas akan ditempelkan di Besuk Kobokan. Kalau memang ada luncuran awan panas, langsung ketahuan temperaturnya berapa. Nah, cuma kan jaraknya 13 km ya, karena ke atas sana lagi tertutup kabut. Kita sedang cari jalan, bagaimana caranya kita bisa lebih ke titik pengamatan yang lebih dekat," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa peralatan lainnya juga akan segera ditambah dan disesuaikan dengan peta kawasan rawan bencana terbaru.
Pada kesempatan itu, Menteri Arifin, yang meninjau aktivitas Semeru setelah menjalani karantina pascamelakukan perjalanan dinas luar negeri tersebut, meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam zona rawan bahaya yang telah ditetapkan Badan Geologi Kementerian ESDM.
"Terkait peningkatan status Gunung Semeru, kemarin memang ada indikasi seismik yang naik dan pengamatan visual di lapangan. Dan, kondisi akibat dari (erupsi) yang lalu, dengan adanya tumpahan lahar, menyumbat sungai. Kalau hujan (tumpahan lahar) akan melebar dan kalau terjadi erupsi lagi, dampaknya akan lebih luas. Maka dari itu, statusnya ditetapkan menjadi level III," katanya.
Ia juga meminta daerah-daerah yang sudah memiliki peta kawasan rawan bencana agar mengimbau masyarakatnya tidak berkegiatan di radius yang telah diindikasi dalam peta.
Arifin menambahkan setelah erupsi pada 4 Desember 2021, terdapat delapan juta meter kubik pasir yang turun dan menyumbat aliran sungai. Jalur sungai tersebut yaitu Besuk Kobokan adalah jalur aliran lahar dari Gunung Semeru ketika terjadi erupsi.
"Apabila ini tersumbat, akibatnya jika ada kejadian lagi akan meluas ke daerah di sekitarnya. Untuk itu, kami melakukan pemetaan baru dan mengimbau masyarakat untuk mematuhinya," ujarnya.
Terkait early warning system (EWS), Menteri Arifin menyampaikan bahwa EWS telah berjalan sesuai dengan mekanisme yang berjalan di setiap titik pemantauan gunung api.
Apabila terdapat indikasi atau kenaikan aktivitas gunung api akan selalu terpantau dan hasil pemantauan tersebut akan selalu disampaikan kepada masyarakat melalui saluran komunikasi, yaitu grup WhatsApp yang beranggotakan BPBD, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan para relawan.
"Tetapi, gunung ini tidak bisa bilang kapan mau erupsi, suatu saat dia akan menunjukkan getaran yang tinggi, seismografnya akan tinggi. Dia bisa tidur lama dan tiba-tiba dia naik, ini yang harus diwaspadai. Karena, belum ada peralatan yang bisa mendeteksi bahwa ini akan erupsi pada 1-2 jam. Untuk itu, memang harus ditetapkan area-area di mana tidak ada kegiatan-kegiatan masyarakat di sekitar situ. Itu pengamanan yang harus dilakukan," ujarnya.
"Mekanisme yang berjalan di Gunung Semeru saat ini adalah (aktivitas seismik dan visual) yang terdeteksi di sini segera disampaikan ke grup WA. Itu yang sudah paling cepat. Mekanisme ini dilakukan di seluruh gunung api, seperti Gunung Sinabung dan Gunung Merapi," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar menyampaikan terima kasih kepada Kementerian ESDM yang akan memodernisasi dan menambah peralatan pemantauan Gunung Semeru.
"Pak Menteri tadi sudah berjanji untuk meng-upgrade dan memodernisasi alat-alat yang ada di sini. Saya terima kasih kepada Pak Menteri," tuturnya.
Baca juga: Menteri ESDM imbau warga tidak beraktivitas di zona bahaya Semeru
Baca juga: Menteri ESDM tambah kamera termal pantau aktivitas Gunung Semeru
Baca juga: Kementerian ESDM: Kolaborasi untuk mitigasi bencana geologi
Baca juga: Badan Geologi perbarui peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021