"Periode ke depan (2014-2019) Indonesia harus dipimpin seorang `entrepreneur` agar bangsa ini tidak sekadar begini-begini saja," katanya ketika menjawab wartawan di sela pembukaan Rapat Pimpinan Nasional I dan perayaan Hari Ulang Tahun Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ke-51 di Medan, Rabu malam.
Menurut dia, Indonesia sejak merdeka telah berganti-ganti Presiden dengan gaya kepemimpinan dan latar belakang yang berbeda.
"Sejak masa pemerintahan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati dan kini Susilo Bambang Yudhoyono, negara ini begitu-begitu saja. Seolah-olah tidak mampu mengelola potensi yang sedemikian besarnya," katanya.
Potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang begitu besar, katanya, sejauh ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kemakmuran bangsa dan negara.
"Jadi tidak salah kiranya jika presiden kita ke depan itu seorang pengusaha, seorang figur yang memiliki jiwa `entrepreneurship` yang handal dan mumpuni, agar kita dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada secara maksimal," ujarnya.
Ketika ditanya siapa figur yang dimaksud, Anton Sihombing mengatakan, "Mari kita cari bersama-sama".
"Kenapa tidak kita cari figur pengusaha besar yang sukses turun-temurun dan dipastikan memiliki jiwa `entrepeneur` yang memang sangat-sangat dibutuhkan bangsa ini jika ingin maju dan sejajar dengan bangsa lain," katanya.
Menurut Anton Sihombing, semua pihak harus jujur dengan kondisi bangsa yang cenderung tidak menunjukkan perbaikan berarti meski sudah berkali-kali berganti kepemimpinan nasional.
"Kita harus jujur, termasuk dengan kinerja birokrasi kita sejauh ini. Mana ada di dunia ini kita mengurus kartu tanda penduduk (KTP) sampai berminggu-minggu, sementara di Singapura saja hanya butuh tiga menit. Kita harus berani untuk jujur," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, Indonesia membutuhkan figur yang benar-benar dapat membawa perubahan ke arah yang jauh lebih baik. "Karenanya kita butuh Presiden seorang pengusaha," katanya. (R014/S019/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011