Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak para pemuda Asia-Afrika menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global.

Dalam keterangannya diterima di Jakarta Jumat, dia menyatakan, saat memberi sambutan secara virtual di Second World Congress Asian African Youth Government 2021.

"Saya berharap para pemuda Asia dan Afrika, melalui kongres ke-2 ini mampu menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global yang hampir pasti terjadi. Termasuk, menyiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan di era disrupsi akibat percepatan perkembangan teknologi," katanya.

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan pandemi Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara di Asia dan Afrika.

Baca juga: Pemuda Asia Pasifik bertekad capai SDG'S

Badai itu bukan saja menghantam ketahanan sektor kesehatan suatu negara, tetapi juga memberi dampak kepada sektor ketahanan ekonomi dan sosial.

"Karena itu, saya berharap Kongres ke-2 Pemuda Asia Afrika kali ini dapat menyatukan semangat kita untuk berbuat yang lebih konkret dalam menghadapi pandemi ini, terutama melakukan recovery terhadap dampak yang ditimbulkan," ucapnya.

LaNyalla mengatakan pelambatan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat dunia akibat Covid-19 juga memicu sejumlah krisis dan resesi di dunia, termasuk di Asia dan Afrika.

Baca juga: Majelis Pemuda Asia Pasifik diskusi pemanasan global
"Siklus demand, suplay dan produksi juga terganggu akibat belanja masyarakat yang menurun, terutama disebabkan dua hal, yaitu daya beli yang merosot karena naiknya tingkat kemiskinan, dan rencana belanja serta investasi yang ditunda kelas menengah dan atas.

"Masyarakat lebih memilih prioritas kebutuhan mendasar, yaitu memastikan kebutuhan pangan terpenuhi, daripada kebutuhan-kebutuhan lainnya," kata dia.

Untuk itu, LaNyalla berharap momentum itu dapat dimanfaatkan bagi penduduk dunia, khususnya pemuda Asia dan Afrika.

"Ini momentum bagi pemuda Asia dan Afrika untuk menjalin kerja sama yang lebih intens dan saling bahu-membahu, serta membantu pemerintah di masing-masing negara untuk menemukan peta jalan yang terbaik dalam menghadapi dampak Covid-19 dan ancaman pemanasan global," katanya.

Baca juga: Pemuda se-Asia Pasifik Akan Bahas Isu Lingkungan

Menurut dia pada 2045, Indonesia akan berumur 100 tahun. Di mana pada saat itu, jumlah penduduk usia produktif akan meningkat tajam dan mencapai 70 persen dari total populasi penduduk Indonesia.

"Pada tahun itu, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu dari the emerging economies. Selain Indonesia, beberapa negara juga diprediksi memuncaki kekuatan ekonomi dunia, di antaranya China, India, Brasil, Mexico dan Afrika Selatan," kata dia.

Ia juga menyebut dunia akan mengalami perubahan yang luar biasa. Seperti penduduk dunia menjadi 9,45 miliar manusia, tersebar 55 persen di Asia.

Tren demografi global juga akan mendorong urbanisasi dan arus migrasi. Perdagangan global diprediksi tumbuh 3,4 persen per tahun, dengan negara berkembang menjadi poros perdagangan dan investasi dunia.

Baca juga: Ketua MPR dijadwalkan buka kongres Pemuda Asia Afrika

Dominasi mata uang dunia bergeser dari dolar AS menjadi multi currencies. Aset keuangan negara ekonomi yang tengah bangkit diperkirakan melebihi negara maju.

Hal serupa terjadi pada teknologi yang akan didominasi teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi dan rekayasa genetik, teknologi pintar, energi terbarukan, automasi, dan kecerdasan buatan.

Baca juga: Ketua DPD RI siap beri sambutan pada Konferensi Pemuda Asia-Afrika

"Peta geopolitik juga mengalami perubahan, dengan meningkatnya peranan China, kerentanan di kawasan Timur Tengah, serta meningkatnya kelas baru dan kelompok tertentu," ujarnya.

Bagi dia, hal itu semua menjadi tantangan negara-negara di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia dalam menyambut usia ke-100 tahun.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021