"Tiga belas orang telah tewas dan 20 lagi cedera dalam serangan jibaku, yang menyasar kombi polisi pada hari ini," kata juru bicara Abdul Zia Ahmadzai.
Serangan itu terjadi pada sekitar pukul 16.45 (19.15 WIB) di provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, tepat di luar kota Jalalabad dan beberapa kilometer dari bandar udara Jalalabad.
Pembom jibaku itu bunuh diri diduga menabrakkan mobilnya, yang sarat bahan peledak, ke bis pembawa polisi tersebut.
Serangan itu didaku Taliban. Juru bicaranya, Zabiullah Mujahid mengatakan, "Salah satu mujahidin kami melakukan serangan kepahlawanan atas bus pembawa pelatih polisi di propinsi Nangarhar pada hari ini."
"Bus itu hancur lebur dan 25 pelatih polisi tewas. Sayangnya, dua warga juga tewas," katanya.
Serangan itu terjadi pada hari 12 orang tewas akibat unjuk rasa keras di propinsi Takhar, Afghanistan timur laut, terhadap serangan pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, yang menewaskan empat orang.
Pengunjuk rasa itu dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang mengutuk gerakan tentara tersebut, menyatakan keempat orang tewas tersebut adalah warga biasa.
Namun, Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO mengatakan mereka pemberontak.
Tiga polisi tewas dan enam lagi cedera pada ahir April sesudah bom tersembunyi Taliban di dalam minibus mereka meledak di Afghanistan timur, kata pejabat daerah.
"Bahan peledak tersebut diletakkan di dalam bus dan meledak ketika polisi dalam perjalanan," kata Ahmad Zia Abdulzai, juru bicara propinsi Nangarhar, Afghanistan timur, kepada kantor berita Prancis AFP.
"Tiga polisi tewas dan enam lagi luka dalam kejadian itu," katanya.
Minibus tersebut mengangkut anggota Kepolisian Negara Afghanistan (ANP) di Jalalabad, kota utama propinsi Nangarhar. Peledakan itu segera didaku kelompok Taliban.
"Orang kita meletakkan bom di dalam kendaraan dan menewaskan sembilan polisi dan melukai dua lagi," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada AFP.
Juru bicara rumah sakit propinsi itu, Dr Sayed Afandi Sayed, menyatakan menerima tiga mayat dan merawat enam polisi luka.
"Semua korban kita terima adalah polisi. Keadaan yang luka tidak membahayakan," katanya.
Serangan Taliban semakin menyasar pasukan keamanan Afghanistan.
Pasukan Afghanistan akan mengambil tanggung jawab keamanan negara mereka pada beberapa tahun mendatang setelah mengambil alih kendali keamanan dari pasukan asing, yang akan diselesaikan pada 2014.
Sekitar 130.000 tentara asing dikerahkan di Afghanistan untuk memerangi Taliban, yang melancarkan perlawanan sengit akibat digulingkan dari kekuasaan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001.
Enam polisi tewas dalam serangan bom jalanan di propinsi Ghazni, Afghanistan tengah, pada tengah April, kata kepala kepolisian setempat kepada AFP.
"Polisi itu dalam perjalanan ke markas Ghazni dari kabupaten Khugyani ketika terkena ledakan bom jalanan," kata Delawar Zahid, kepala kepolisian propinsi tersebut.
"Kendaraan mereka benar-benar hancur dan tidak ada satu pun yang selamat," katanya menegaskan.(*)
(Uu.B002/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011